BELITONGEKSPRES.COM - Sejak awal tahun 2024, Samsung memang serius menghadirkan teknologi kecerdasan buatan (AI) di lini produk Galaxy mereka.
Kabar terbaru menyebutkan bahwa beberapa fitur AI canggih ini mungkin tidak akan gratis selamanya. Ada kemungkinan, pengguna harus mulai membayar untuk fitur-fitur tertentu pada akhir 2025.
Kabar ini muncul saat Samsung merilis Galaxy Tab S10 dan Galaxy S24 FE pada 26 September 2024. Dalam siaran persnya, Samsung menyebutkan bahwa mereka mungkin akan mulai menerapkan biaya untuk beberapa fitur AI, seperti yang dilaporkan Gizchina.
Sebenarnya, isu soal fitur AI berbayar ini sudah beberapa kali disinggung sepanjang tahun. Tapi, Samsung belum memberikan daftar pasti fitur mana saja yang bakal dikenakan biaya.
BACA JUGA:Dukung Produktivitas Pengguna, Samsung Perluas Fitur AI di Galaxy Series
BACA JUGA:Samsung Galaxy S24 FE Resmi Meluncur: Pre-order Dibuka di Indonesia!
Hal ini jelas bikin para pengguna Galaxy penasaran dan bertanya-tanya, “Apakah fitur favorit saya bakal kena biaya?”
Pimpinan Samsung Health, Hon Pak, sempat mengisyaratkan tentang kemungkinan layanan berlangganan untuk aplikasi Samsung Health pada awal tahun ini.
Dalam sebuah wawancara di bulan Februari, Pak mengatakan, "Kalau pengguna harus bayar, tentu saja harus ada manfaat besar yang mereka dapatkan."
Meskipun saat itu pernyataan Pak lebih fokus pada Samsung Health, hal ini bisa jadi gambaran pola pikir Samsung secara keseluruhan.
BACA JUGA:Perbandingan Seru Huawei Mate XT vs Samsung Galaxy Z Fold 6, Siapa yang Unggul?
BACA JUGA:Dukung Produktivitas Pengguna, Samsung Perluas Fitur AI di Galaxy Series
Sepertinya, perusahaan ingin memastikan kalau mereka menawarkan sesuatu yang benar-benar bernilai jika fitur AI tertentu menjadi premium alias berbayar.
Nah, kira-kira fitur AI apa saja yang mungkin bakal jadi berbayar? Ada beberapa kemungkinan nih. Fitur seperti fotografi berbasis AI, asisten suara, hingga pelacakan kesehatan mungkin akan masuk dalam daftar.
Selain itu, alat produktivitas seperti penjadwalan otomatis atau transkripsi berbasis AI juga punya potensi menjadi layanan premium.