BELITONGEKSPRES.CO.ID - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, baru-baru ini mengundang semua insan pertanian dari seluruh pelosok Indonesia dalam pertemuan bertajuk "Rapat Koordinasi Optimalisasi Program dan Optimalisasi Lahan Rawa".
Tujuan dari pertemuan yang diadakan Mentan adalah untuk merancang strategi yang tepat agar kebutuhan pangan nasional tetap terjaga hingga akhir tahun.
Para ahli pertanian dari berbagai daerah kini dikerahkan untuk mencegah terjadinya krisis pangan di Indonesia yang bisa mempengaruhi ketahanan pangan nasional.
Di antara mereka ada penyuluh pertanian lapangan, kepala dinas pertanian dari kabupaten dan provinsi, serta mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan kementerian.
BACA JUGA:Menjaga Ketahanan Pangan: Kementan Percepat Produksi Tanam Padi
Kemudian, mentan Andi Amran juga melibatkan direktur jenderal Kementerian Pertanian dan mitra dari TNI-Polri dalam menyusun strategi ini.
Mereka akan mengevaluasi berbagai upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan menemukan cara cepat untuk meningkatkan produksi padi dalam lima bulan ke depan, dari Agustus hingga Desember.
Salah satu perhatian utama Mentan adalah capaian optimasi lahan yang masih rendah, baru mencapai 19,6 persen atau 70.581 hektare dari target 860.000 hektare di tahun 2024.
Andi Amran menegaskan pentingnya kesiapan maksimal dari seluruh komponen pertanian di Indonesia dan tidak segan mencopot pejabat yang dinilai lamban.
BACA JUGA:Kementan Menggelar YAA 2024: Membuka Peluang Baru bagi Petani Muda Indonesia
Percepatan Pompanisasi
Mentan juga menggarisbawahi pentingnya percepatan pemasangan pompa air di seluruh Indonesia. Pompa air dinilai krusial untuk menghadapi krisis pangan dan mengatasi kekeringan panjang yang bisa menurunkan produksi.
Semua pihak terkait diminta untuk segera memasang pompa air dan mencari sumber air seperti sungai atau embung dalam waktu dua minggu.
Kementan menargetkan pemasangan pompa di 1 juta hektare lahan sawah, dengan rincian 500 ribu hektare di Pulau Jawa dan sisanya di luar Jawa. Target ini diharapkan bisa menghasilkan antara 700 ribu hingga 1 juta ton setara beras hingga Desember 2024.
Siaga Pangan