BACA JUGA:Satgas Khusus Jadi Ujung Tombak Pemberantasan Judi 'Online'
Ideologi Pancasila mengakui secara selaras, baik kolektivisme maupun individualisme. Demokrasi yang dikembangkan bukan demokrasi politik semata, seperti dalam ideologi liberal-kapitalis, tetapi juga demokrasi ekonomi.
Dalam sistem kapitalisme liberal dasar perekonomian bukan usaha bersama dan kekeluargaan, namun kebebasan individual untuk berusaha.
Sementara dalam sistem sosialisme-komunis, negara yang mendominasi perekonomian, bukan warga negara.
Dengan demikian, Pancasila hadir sebagai sintesis antara negara kapitalisme-liberal dan sosialisme-komunis.
Dalam hal ini Soekarno mengemukakan, "Negara Indonesia bukan satu negara untuk satu orang, bukan satu negara untuk satu golongan, walaupun golongan kaya."
Namun, kita mendirikan negara "semua buat semua", "satu buat semua, semua buat satu".
*) Dr. I Wayan Sudirta, SH., MH
Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan.