BACA JUGA: Lagi, Pemkab Beltim Raih Penghargaan dari ANRI
Sebagai contoh, Ilfan merujuk pada kasus stunting di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Manggar. Di desa ini, data menunjukkan dua kasus stunting. Namun, setelah Kades bergerak, kedua kasus tersebut dapat diatasi, menjadikan Desa Mekar Jaya bebas dari kasus stunting.
“Kunci penanganan stunting ada pada Kades. Ketika data dari Kementerian Kesehatan diterbitkan, Kades Mekar Jaya, Syamsudin, tidak menerima begitu saja dan langsung turun ke lapangan untuk melakukan pengecekan. Hasilnya, mereka mengajukan penghapusan data dan kini Desa Mekar Jaya tidak memiliki kasus stunting," jelasnya.
Ilfan berharap semua Kades dapat mengikuti jejak Desa Mekar Jaya. Jika memang ada kasus stunting di lapangan, Kades dan perangkat desa harus memahami dan segera menangani permasalahan stunting di desa mereka.
“Ada tiga indikator utama, yaitu gizi buruk, keluarga berisiko, dan perumahan yang tidak layak. “Mereka dapat mengunjungi Bappelitbangda, dan kami akan mengarahkan OPD untuk langsung fokus pada keluarga yang mengalami masalah," jelasnya.
Menurut Ilfan, sebagian besar OPD telah mengalokasikan anggaran dan melakukan intervensi untuk penanganan stunting. Namun, masih ada yang belum menjangkau inti permasalahan atau keluarga yang membutuhkan.
“Pemerintah desa yang paling mengetahui kondisi di lapangan,” ujar Ilfan. “Mereka yang harus mengarahkan OPD atau swasta ke mana bantuan dan intervensi harus dilakukan," tandasnya.