Haril Andersen Hadirkan Buku 'Kampong Badau', Sajikan Sejarah untuk Generasi Muda Belitung

Sabtu 04 May 2024 - 19:08 WIB
Reporter : Dodi Pratama
Editor : Yudiansyah

Haril Andersen menjelaskan, pokok penulisan buku "Kampong Badau" adalah mengenai sejarah panjang kampung Badau yang terkait dengan sejarah Pulau Belitung. Lalu, buku "Kampong Badau" juga mengulas sejarah awal masuknya Islam ke Pulau Belitung.

"Selama ini memang belum banyak diungkap seperti kisah Gunung Tajam, penyebaran Islam, pendirian Masjid Badau sehingga tersebarlah Islam di Pulau Belitung," sebut Haril Andersen.

BACA JUGA:Syamsir Siap Maju Jadi Wabup Belitung 2024

BACA JUGA:Pengurus Askab PSSI Belitung Dikukuhkan, Hendra Caya Jabat Ketua

Haril Andersen menambahkan, ada yang tidak kalah pentingnya, buku "Kampong Badau " juga mengulas sejarah Kerajaan Badau sebagai sebuah fakta sejarah bukan fiksi semata.

Sebab, sesungguhnya setelah kami kaji dan teliti lebih dalam, kisah kerajaan Badau memang seharusnya mendapatkan tempat dalam sejarah nasional sama dengan kerajaan Majapahit dan Mataram Islam bukan fiksi apalagi legenda.

"Selama ini itu dianggap fiksi atau kisah fiksi, sehingga bukan bernilai sejarah, tapi sesungguhnya setelah dikaji lebih dalam itu seharusnya ditempatkan sebagai sejarah," papar Haril Andersen.

Dia juga menyoroti bahwa kehadiran buku tersebut bermanfaat tidak hanya bagi Desa Badau, tetapi juga untuk wilayah lainnya. Namun, karena secara geografis berada di Badau, fokusnya ditujukan pada desa tersebut.

BACA JUGA:Kasus Korupsi Lapangan Bola Paal Satu, Kejari Belitung: Tersangka Baru Bakal Bertambah?

BACA JUGA:Maju Pilkada 2024, Isyak Meirobie Siap Jadi 'Pilot' Penyelamat Belitung

"Jika suatu saat daerah ini memerlukan, misalnya dalam konteks wacana pemindahan ibu kota kabupaten, Hari Jadi Badau sudah tercatat, seperti halnya penetapan Hari Jadi kota Tanjungpandan," ungkapnya.

"Dulu belum ada orang bermimpi akan ada provinsi, tapi generasi itu telah berupaya menetapkan itu dan kita nikmati sekarang 1 Juli itu," sambung Haril Andersen.

Kemudian, ia bersyukur buku ini bisa rampung ditulis dalam kurun waktu satu tahun. Penulisan 'Kampong Badau' harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian karena menyangkut sejarah dan salah satu kampung tua di Pulau Belitung.

Karena ini berkaitan dengan sejarah, perlu dilakukan dengan hati-hati karena terdapat dua sejarah penting, yaitu sejarah masuknya Islam di Pulau Belitung dan sejarah kerajaan Badau.

Makanya ia mendorong agar desa-desa lain di daerah itu dapat mulai menggali dan menuliskan sejarah desanya masing-masing ke dalam sebuah buku untuk diwariskan kepada generasi selanjutnya.

BACA JUGA:Masker Alami yang Dapat Kamu Coba untuk Merawat Rambut Kering, Dijamin Sehat dan Berkilau

Kategori :