Harga Minyak Mentah Indonesia Diprediksi Meningkat Imbas Serangan Iran ke Israel

Senin 15 Apr 2024 - 22:07 WIB
Editor : Erry Frayudi

BELITONGEKSPRES.COM, Prediksi bahwa harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Oil Price (ICP) akan meningkat drastis muncul setelah Iran melakukan serangan dengan drone dan rudal ke Israel sebagai tanggapan atas serangan Israel terhadap konsulatnya di Suriah pada malam Sabtu, 14 April.

Menurut Tutuka Ariadji, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) di Kementerian ESDM, ia memperkirakan bahwa harga ICP akan melampaui angka USD 100 per barel. Selain itu, ia juga menyatakan bahwa kenaikan harga ICP telah terlihat sejak terjadi perubahan geopolitik di Timur Tengah.

"Jadi ini yang kita amati bahwa dari tahun 2024 saja pada bulan Februari, kenaikannya sudah terlihat menanjak terus. Kurang lebih itu USD 5 per bulan, sebelum kejadian saat ini," ujar Tutuka dalam Webinar Dampak Konflik Iran - Israel ke Ekonomi RI di Jakarta, Senin 15 April.

"Dengan adanya konflik baru Iran menyerang Israel, ini sebetulnya tidak akan jauh dari angka 100, saya tadi menyatakan bahwa sependapat kemungkinan besar angka ICP akan naik USD 100 per barel," tambahnya.

BACA JUGA:Selama Lebaran, Infinix dan Xiaomi Gadget Paling Banyak Dibeli, Ini Perbandingan Harga dan Speknya

BACA JUGA:Pengamat Otomotif ITB Apresiasi Apresisi Kesiagaan SPKLU di Ribuan Titik Selama Mudik Lebaran 2024

Namun demikian, Tutuka belum dapat memastikan apakah peningkatan harga tersebut akan berlangsung secara terus-menerus. Hal ini karena pemerintah masih terus memantau perkembangan lanjutan dari serangan tersebut.

Tutuka menekankan pentingnya bagi Indonesia untuk memperhatikan bagaimana Israel merespons serangan yang dilakukan oleh Iran. Selain itu, respons dari Amerika Serikat (AS) juga akan menjadi fokus perhatian pemerintah Indonesia terkait dengan kenaikan harga energi ini.

"Tetapi apakah itu akan berkelanjutan atau spike (red-melonjak), saya lebih cenderung menunggu dulu apa reaksi dari Israel dan Amerika terhadap konflik tersebut," kata Tutuka.

"Jadi masih berdiskusi dan kemungkinan bisa cenderung spike untuk waktu yang tidak lama," tambahnya.

Mengutip dari Reuters, harga minyak mengalami penurunan pada hari Senin, 15 April, karena pelaku pasar mengurangi premi risiko setelah serangan yang dilakukan oleh Iran pada akhir pekan terhadap Israel, yang menurut pemerintah Israel hanya menyebabkan kerusakan terbatas.

Harga Brent berjangka untuk pengiriman bulan Juni turun sebesar 50 sen atau 0,5 persen menjadi USD 89,95 per barel pada pukul 06.30 GMT, sedangkan harga West Texas Intermediate (WTI) berjangka untuk pengiriman bulan Mei turun sebesar 52 sen atau 0,6 persen menjadi USD 85,14 per barel.

BACA JUGA:Pengamat Otomotif ITB Apresiasi Apresisi Kesiagaan SPKLU di Ribuan Titik Selama Mudik Lebaran 2024

BACA JUGA:Kenaikan Konsumsi BBM Pertamina Capai Titik Tertinggi pada H-1 Lebaran, Pembelian Pertamax Turbo Tembus 104%

Perlu dicatat bahwa serangan yang dilakukan oleh Iran melibatkan lebih dari 300 rudal dan drone, dan merupakan serangan pertama terhadap Israel dari negara lain dalam lebih dari tiga dekade. Hal ini meningkatkan kekhawatiran akan potensi konflik regional yang lebih luas yang dapat memengaruhi arus lalu lintas minyak melalui kawasan Timur Tengah.

Kategori :