Baru Ditertibkan Satgas PKH Korwil Babel, 80 Ponton Timah Ilegal Serbu Lokasi

Jumat 05 Dec 2025 - 21:52 WIB
Reporter : Reza Hanapi
Editor : Tim Redaksi Belitong Ekspres

BELITONGEKSPRES.COM - Aktivitas tambang timah ilegal kembali marak dan menyerbu kawasan hutan Sarang Ikan dan Nadi di Kecamatan Lubuk Besar, Kabupaten Bangka Tengah.

Padahal kawasan tersebut baru selesai dilakukan operasi besar-besaran oleh Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) Koordinator Wilayah (Korwil) Bangka Belitung (Babel).

Fenomena ini memunculkan dugaan kuat adanya permodalan besar serta dukungan sejumlah oknum yang membuat aktivitas tambang liar tersebut kembali bangkit.

Kawasan itu sebelumnya sempat menjadi perhatian publik karena operasi penertiban yang dilakukan Satgas PKH Korwil Babel berlangsung masif dan heboh.

Operasi menyasar hutan lindung maupun hutan produksi di Kecamatan Lubuk Besar, terutama alat berat berbagai jenis yang selama ini digunakan untuk menambang di lahan terlarang.

BACA JUGA:Kasus Tipikor Perambahan Hutan: Para Pejabat Dishut Babel Diperiksa Penyidik Kejati

Namun faktanya, sebelum Satgas PKH benar-benar meninggalkan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, aktivitas tambang ilegal sudah kembali menggeliat.

Penambangan timah menggunakan ponton rajuk kembali berdiri secara masif di lokasi yang baru saja dibersihkan. Kondisi ini menjadi tantangan baru bagi Satgas PKH dalam menjaga keberlanjutan penertiban.

Warga setempat bahkan menyebut jumlah ponton rajuk yang beroperasi mencapai sekitar 80 unit. Mereka mengungkapkan bahwa aktivitas itu diduga kuat dibiayai oleh seorang pengusaha lokal, yang dalam pemberitaan disebut sebagai Abs, dengan dukungan sejumlah oknum tertentu.

“Bikin ponton-ponton seperti itu modalnya lumayan besar. Masyarakat kecil gak sanggup, gak ada modalnya. Jadi yang modalinya itu pengusaha Lubuk, Abs,” ujar seorang warga dilansir dari Babel Pos, Jumat (5/12/2025).


--

BACA JUGA:Rumah Bos Alat Berat Digeledah Tim Kejati Babel, Sita Uang Ratusan Juta

Menurut warga tersebut, Abs disebut tidak bekerja sendiri. Ada patron atau bekingan dari beberapa aparat yang memastikan aktivitas ilegal tetap berjalan lancar meski baru saja dilakukan penertiban.

“Walau Abs itu punya modal tapi harus ada bekingan. Supaya pas warga bekerja gak ada razia atau penangkapan,” kata pria itu.

Warga juga menyebutkan beberapa oknum diduga terlibat, mulai dari unsur hijau, coklat hingga oknum wartawan. Nama-nama yang disebut di antaranya Br, Gd dan Bd.

Kategori :