BELITONGEKSPRES.COM, Pada 19 Maret, Presiden Joko Widodo kembali memanggil para menterinya untuk membahas ketersediaan beras. Beliau meminta agar stok beras di Badan Urusan Logistik (Bulog) dijaga minimal 2 juta ton. Untuk mencapai target tersebut, produksi beras dalam negeri perlu ditingkatkan.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan setelah rapat bahwa ada kabar baik bagi para petani. Anggaran untuk pupuk akan dinaikkan dua kali lipat. Awalnya, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hanya mencukupi untuk 4,7 juta ton pupuk, namun kini telah dinaikkan menjadi 9,55 juta ton. "Sesuai arahan Presiden, dalam waktu dekat Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) akan segera disahkan," tambahnya.
Amran menjelaskan, anggaran untuk pupuk bukan dalam bentuk uang. Namun, melihat jumlah volume pupuk yang diberikan, yakni 9,55 juta ton. "Anggarannya terserah harga pasar. Itu disusun PT Pupuk Indonesia,” bebernya.
Selanjutnya, pemerintah akan melakukan pompanisasi di sawah tadah hujan sebagai respons terhadap kondisi El-Nino yang berkepanjangan. Menteri Pertanian Amran menyatakan bahwa pompanisasi akan dilakukan di Pulau Jawa dengan luas area sebesar 500 ribu hektare. Sedangkan di luar Jawa, langkah serupa akan diambil. "Anggarannya mencapai Rp 5,8 triliun," ujarnya. Menurutnya, impor akan menjadi opsi terakhir.
BACA JUGA:Fitur Baru Android 15, Bisa Menemukan Smartphone Hilang dalam Keadaan Mati
BACA JUGA:KKPU Minta Garuda Indonesia dan 6 Maskapai Tak Naikkan Harga Tiket di Periode Mudik Lebaran 2024
Langkah ketiga yang akan diambil adalah menyediakan bibit unggul untuk petani. Sebanyak 2 juta hektare untuk padi dan 2 juta hektare untuk jagung akan diperlengkapi dengan bibit tersebut. Amran menegaskan bahwa semua bibit tersebut akan diberikan secara gratis kepada petani.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo, juga mengatakan bahwa stok beras pemerintah di Bulog harus melebihi 2 juta ton, meningkat dari sebelumnya yang hanya 1,2 juta ton. "Oleh karena itu, produksi dalam negeri menjadi sangat penting," ujarnya.
Bapanas juga mengajukan permintaan untuk memperpanjang relaksasi harga beras premium dengan tujuan menjaga stok di pasar. Arief juga menyatakan bahwa panen raya akan memengaruhi stok beras. Proyeksi pada bulan Maret ini mencapai 3,8 juta ton, sementara bulan April diperkirakan mencapai 4,9 juta ton. Namun, proyeksi tersebut mengalami penurunan dari target awal karena 17 ribu hektare sawah terendam banjir.
Selain beras, perhatian juga terfokus pada telur. Harga telur di pasar masih tinggi meskipun harga jagung sebagai pakan ayam sudah mengalami penurunan. Menurut Arief, tingginya harga telur disebabkan oleh adanya stok lama. Namun, ia yakin harga akan turun dalam waktu tiga minggu atau satu bulan ke depan. "Produk pertanian tidak dapat turun secara instan, butuh proses," ungkapnya.