BELITONGEKSPRES.COM, TANJUNGPANDAN - Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Hasto Wardoyo mengapresiasi penurunan angka prevalansi stunting di Belitung sebesar 19,6 persen (SSGI) dan berada di bawah angka prevalansi stunting nasional yakni 20 persen.
"Stunting di Belitung bagus karena sudah berada di bawah 20 persen angka stunting nasional," kata Hasto Wardoyo dalam pertemuan dengan PJ Bupati Belitung Yuspian, Selasa 20 Februari 2024.
Ia optimistis, angka prevalansi stunting di Belitung akan terus menurun dan mencapai target penurunan stunting nasional yakni sebesar 14 persen. Hal ini didukung oleh faktor-faktor dan capaian sejumlah indikator yang cukup baik di Belitung.
"Contohnya rata-rata jumlah anak Belitung sudah 2,14 persen dan nasional 2,8 persen lebih rendah dari angka Provinsi Bangka Belitung sebesar 2,2 persen," ujar Hasto Wardoyo.
BACA JUGA:Kabar Duka Pemilu 2024, Anggota KPPS di Belitung Meninggal
BACA JUGA:Peringatan HPN 2024, Jokowi Perintahkan Diskominfo Belanja Iklan di Perusahaan Pers
Apabila angka jumlah anak di Belitung sudah bagus, jarak waktu memiliki anak juga baik, dan angka pernikahan dini rendah, maka akan berdampak positif terhadap penurunan angka prevalansi stunting di Belitung.
"Apalagi di Belitung ini ikan lautnya melimpah, semuanya terjangkau, cuma tadi kritik saya justru banyak yang sudah tua namun melahirkan, misalnya perempuan yang usianya di atas 35 tahun," katanya.
Hasto menambahkan, kemudian jumlah pasangan menikah di Belitung juga baik mencapai 2.800 per tahun. Namun yang mengisi lingkar lengan belum banyak baru 30 persenan.
"Jadi semua orang yang mau nikah di Belitung perlu digerakkan untuk cek tekanan darah dan lingkar lengan sehingga jika nanti hamil anaknya tidak stunting," ujar Hasto.
BACA JUGA:Festival Karya Nyata 2024, Belitung Tampilkan Keunikan Budaya dan Produk UMKM
BACA JUGA:Pj Bupati Belitung Sambut Baik 2 Raperda Inisiatif DPRD
Ia mendorong agar pemerintah daerah dapat terus mencegah dan menanggulangi kasus stunting di daerah Belitung. "Mencegah itu 70 persen kemudian 30 persen lainnya adalah treatment terhadap yang stunting, ini adalah treatment yang strategis, mungkin bukan preventif lagi namun preemtif dan fokusnya di situ," jelasnya.
Hasto menilai, namun ada beberapa kondisi lingkungan yang harus perlu dibenahi seperti kondisi rumah dan jamban, pola pikir, pola asuh, pola makan, dan pola hidup sehat guna mempercepat penurunan stunting di daerah itu
"Saya yakin bisa tercapai karena Babel targetnya di akhir tahun 2024 penurunan angka prevalansi stunting bisa di bawah 10 persen namun kami ingin melihat dulu angka di tahun 2023 seperti apa baru kami sesuaikan," tandasnya.