Pentingnya Rekening Emas di Bullion Bank

Minggu 02 Mar 2025 - 20:57 WIB
Oleh: Hanni Sofia

Pernah mendengar mitos tentang harta Bung Karno? Konon, Sang Proklamator menyimpan kekayaan dalam bentuk emas dan menyembunyikannya di lokasi rahasia.

Hingga kini, legenda ini pun masih menjadi misteri, memicu banyak pemburu emas mencari jejaknya di berbagai pelosok negeri.

Kisah ini hanyalah satu dari banyak bukti bahwa emas selalu memiliki daya tarik luar biasa. Sejak dulu, manusia rela mempertaruhkan segalanya demi emas, menambangnya dari perut bumi, menyusuri sungai untuk mendulangnya, bahkan bertaruh nyawa di ladang konflik.

Namun, dalam realitas ekonomi modern, pertanyaan yang lebih mendesak bukanlah di mana emas Bung Karno berada, melainkan bagaimana Indonesia mengelola emasnya sendiri.

BACA JUGA:Mengatasi Jerat Yolo dengan Strategi Yono

Indonesia tercatat punya tambang emas terbesar, cadangan melimpah, dan permintaan domestik yang tinggi.

Ironisnya, selama bertahun-tahun emas lebih banyak mengalir ke luar negeri daripada menjadi alat penguatan ekonomi nasional. Kini, dengan kehadiran bullion bank, akankah semua itu berubah?

Sejak lama, Indonesia dikenal sebagai salah satu produsen emas terbesar di dunia. Data World Gold Council mencatat bahwa Indonesia masuk dalam daftar 10 negara penghasil emas terbesar, dengan tambang raksasa seperti Grasberg di Papua yang menghasilkan emas dalam jumlah signifikan setiap tahunnya.

Sejalan dengan itu, menurut data dari Badan Survei Geologi Amerika Serikat, Indonesia masuk jajaran negara dengan cadangan emas terbesar di dunia.

Pada 2023, Indonesia memiliki cadangan emas sebesar 2.600 ton, membuatnya duduk di urutan keenam dunia.

BACA JUGA:Aksi Nyata Pejuang Sampah di Tengah Tradisi Pasar Dandangan

Tetapi, sebagian besar emas itu lebih banyak diekspor dalam bentuk mentah. Indonesia mengirimkan emas ke luar negeri hanya untuk membelinya kembali dalam bentuk perhiasan, koin investasi, atau aset keuangan dengan nilai yang jauh lebih tinggi.

Tercatat Indonesia masih mengimpor emas dalam bentuk emas batangan, volume impornya mencapai 562 ton pada April 2024, naik dari Maret 2024 yang sebesar 293 ton.

Tidak hanya impor, Indonesia juga melakukan ekspor emas, volumenya mencapai 747 ton di April 2024 dengan nilai sebesar 894 juta dolar AS. Jumlah ini sedikit turun dari Maret 2024 yang sebesar 1.082 ton dengan nilai 1.383 juta dolar AS.

Selama ini, jika masyarakat ingin memiliki rekening emas, mereka harus mengandalkan perusahaan swasta atau bahkan lembaga keuangan luar negeri.

Kategori :