Danantara Diharapkan Jadi Katalisator Peningkatan Investasi dan Efisiensi Aset
Sejumlah karyawan keluar dari Gedung Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) di Jakarta, Jumat (7/2/2025)-Reno Esnir/app/YU/am-ANTARA FOTO
BELITONGEKSPRES.COM - Pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Indonesia diharapkan menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kualitas investasi serta efisiensi pengelolaan aset negara.
Menteri BUMN Erick Thohir menekankan bahwa transparansi dan optimalisasi investasi harus terus diperkuat agar BUMN semakin kompetitif di tingkat global.
"Transformasi yang kita lakukan harus terus didorong, terutama dalam hal investasi dan operasional. Dengan adanya Danantara, kualitas investasi juga harus meningkat," ujar Erick di Jakarta, Minggu.
Keberadaan Danantara juga diperkuat oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 yang menghadirkan mekanisme komite investasi sebagai bentuk pengawasan dan tata kelola yang lebih baik. Erick menyebutkan bahwa komite ini akan memastikan bahwa setiap investasi dan pengembangan yang melibatkan dana besar melalui proses evaluasi yang transparan dan akuntabel.
BACA JUGA:Stok Beras Aman, Bulog Pastikan Pasokan Tersedia hingga Akhir Ramadhan
BACA JUGA:BTN Perkuat CKPN untuk Hadapi Tekanan Global 2025
"Ini adalah langkah maju. Dengan adanya komite investasi, semua usulan investasi akan melalui proses kajian yang lebih ketat. Selain itu, pengawasan terhadap operasional dan penugasan BUMN juga menjadi lebih terstruktur," jelasnya.
Lebih lanjut, Erick menegaskan bahwa Kementerian BUMN tetap menjalankan fungsi pengawasan operasional, termasuk dalam sektor layanan publik seperti subsidi dan proyek strategis nasional.
"Kami tetap mengawasi operasional, terutama dalam hal public service obligation, subsidi kompensasi, hingga proyek strategis nasional. Jadi, meskipun ada transformasi, pengawasan tetap berjalan," katanya.
Terkait dengan peralihan saham dari BUMN ke Danantara, Erick menjelaskan bahwa proses ini masih dalam tahap finalisasi dan akan didukung dengan regulasi baru, termasuk Peraturan Pemerintah (PP) tentang Inbreng.
"Transformasi ini harus dilakukan secara menyeluruh, bukan hanya terbatas pada tujuh BUMN, tetapi seluruh aset yang dikelola dalam satu manajemen investasi," tambahnya.
Hasil dari transformasi BUMN selama lima tahun terakhir pun telah terlihat dengan pencapaian laba sebesar Rp310 triliun. Erick optimistis bahwa dengan konsolidasi aset di bawah Danantara, nilai investasi yang dikelola bisa mencapai ratusan miliar dolar AS secara bertahap.
"Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah dan Danantara, kita optimistis bahwa langkah ini akan membawa dampak positif bagi perekonomian nasional serta meningkatkan daya saing BUMN di kancah global," pungkasnya. (antara)