Pertamina Pastikan Kualitas BBM Sesuai Standar, Pakar ITB Beri Penjelasan

Minggu 02 Mar 2025 - 20:42 WIB
Reporter : Erry Frayudi
Editor : Erry Frayudi

BELITONGEKSPRES.COM - Kualitas bahan bakar minyak (BBM) produksi Pertamina, seperti Pertamax, telah melalui pengujian ketat sesuai standar internasional. Pakar konversi energi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto Zaenuri, menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu meragukan mutu BBM yang diproduksi oleh BUMN tersebut.

Tri menjelaskan bahwa Pertamina secara rutin melakukan pengujian kualitas BBM melalui Lemigas maupun ITB untuk memastikan produk yang beredar memenuhi standar yang ditetapkan Ditjen Migas. 

Salah satu pengujian yang dilakukan adalah standar ASTM D6201 untuk menilai potensi pembentukan deposit dalam mesin. Uji ini bertujuan memastikan bahwa bahan bakar tidak menimbulkan kerak yang dapat mengganggu performa kendaraan. 

Pengujian tersebut tidak dilakukan di lingkungan kampus ITB, melainkan di Laboratorium Surveyor Indonesia untuk menjaga akurasi dan objektivitas hasilnya.

BACA JUGA:Ahok Siap Dipanggil Jadi Saksi Kasus Pertamina, Kejagung Belum Tentukan Jadwal Pemanggilan

BACA JUGA:Pertamina Tegaskan BBM Sesuai Standar, BPKN Akan Cek Langsung ke SPBU

Selain itu, BBM seperti Pertamax mengandung aditif yang berfungsi meningkatkan kinerja mesin tanpa mengubah research octane number (RON), volume, atau massa jenisnya. 

Aditif ini berperan penting dalam menjaga kebersihan mesin serta mencegah potensi kerusakan akibat kerak dan korosi. 

Tri menjelaskan bahwa aditif dalam Pertamax memiliki fungsi sebagai deterjen untuk menjaga kebersihan mesin, dispersan untuk mencegah kontaminan mengendap dan menyebabkan korosi, serta demulsifier yang menghindari reaksi antara bahan bakar dan air. 

Selain itu, adanya antioksidan dalam BBM juga membantu mencegah oksidasi yang dapat mengubah sifat bahan bakar menjadi asam dan berisiko merusak komponen logam dalam mesin.

Tri juga menekankan bahwa pengguna kendaraan yang terbiasa menggunakan Pertamax akan merasakan perbedaan signifikan ketika beralih ke BBM dengan RON lebih rendah, seperti RON 90. Menurutnya, tarikan mesin akan terasa lebih berat dan konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros akibat peningkatan kerak dalam mesin. Oleh karena itu, ia meyakinkan bahwa penggunaan Pertamax tetap menjadi pilihan yang lebih baik untuk menjaga performa kendaraan dalam jangka panjang.

Sementara itu, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa proses blending dalam BBM merupakan hal yang wajar dan sesuai standar. Ia menepis kekhawatiran masyarakat terkait kemungkinan pencampuran bahan bakar dengan spesifikasi yang tidak sesuai. 

Menurutnya, setiap jenis BBM memiliki RON yang berbeda, seperti 90, 92, 95, dan 98, sehingga pencampuran tidak akan dilakukan sembarangan dan harus tetap sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.

Dengan berbagai langkah pengawasan dan pengujian ketat, masyarakat diharapkan tidak lagi meragukan kualitas BBM yang diproduksi oleh Pertamina. (antara)

Kategori :