BELITONGEKSPRES.COM - Setelah upaya merger dengan Honda menemui jalan buntu, Nissan kini dikabarkan mendekati Tesla sebagai calon investor strategis. Laporan dari Financial Times yang dikutip Reuters pada Selasa 25 Februari menyebutkan bahwa sejumlah tokoh berpengaruh di Jepang, termasuk mantan perdana menteri, tengah merancang strategi untuk menarik minat Tesla. Tujuannya diduga terkait potensi akuisisi pabrik Nissan di Amerika Serikat.
Inisiatif ini konon dipimpin oleh Hiromichi Mizuno, mantan anggota dewan Tesla, dengan dukungan dari mantan Perdana Menteri Yoshihide Suga dan ajudannya, Hiroto Izumi. Namun, klaim tersebut dengan cepat dibantah. Baik Suga maupun Mizuno menyangkal keterlibatan mereka, dengan Mizuno bahkan meragukan ketertarikan Tesla, mengingat desain pabrik mereka yang sangat berbeda.
Sejumlah analis turut menyuarakan skeptisisme terhadap rumor ini. Tesla, yang baru saja mengalami penurunan pengiriman tahunan pertamanya pada 2024, dianggap sudah memiliki kapasitas produksi yang mencukupi di fasilitas yang ada.
Di sisi lain, kantor Suga membantah mengetahui adanya rencana tersebut. Meski mundur sebagai perdana menteri pada 2021, Suga tetap aktif di dunia politik sebagai anggota majelis rendah Jepang, mewakili Kanagawa, wilayah asal Nissan.
BACA JUGA:Ancaman Larangan TikTok, Platform RedNote Jadi Alternatif Baru Pengguna di AS
BACA JUGA:Ferrari Akan Luncurkan Mobil Listrik Pertama pada Oktober 2025
Nissan sendiri memilih untuk tidak mengomentari kabar ini, sementara Tesla belum memberikan tanggapan resmi.
Menariknya, meski dibayangi berbagai spekulasi, saham Nissan justru mengalami lonjakan signifikan, naik 9,6 persen setelah laporan tersebut mencuat dan menjadi sorotan pasar.
Di mata analis seperti Matt Britzman dari Hargreaves Lansdown, potensi kolaborasi ini dipandang tidak menguntungkan bagi Tesla. "Kekuatan utama Tesla terletak pada desain inovatif pabriknya yang sepenuhnya dioptimalkan untuk memproduksi kendaraan listrik," jelas Britzman.
Apakah rumor ini akan berakhir menjadi kesepakatan nyata atau sekadar spekulasi pasar? Waktu yang akan menjawab. (jawapos)