Elon Musk dan Memudarnya Kekuatan Daya Halus Amerika Serikat

Senin 10 Feb 2025 - 20:42 WIB
Oleh: M Razi Rahman

BACA JUGA:Pelajaran dari Polemik Distribusi Gas Melon

Untuk itu, inisiatif DEI juga sebenarnya dapat dianggap sebagai bagian dari kekuatan daya halus AS, meskipun dalam bentuk pengaruh yang lebih tidak langsung dibandingkan dengan mekanisme tradisional lainnya seperti bantuan luar negeri dan diplomasi. Pembatalan kontrak kerja yang terkait dengan program DEI juga sedikit banyak juga akan berpengaruh kepada potensi daya halus yang dimiliki AS.

Dampak penutupan program DEI berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap citra internasional AS, antara lain adanya persepsi global bahwa AS inkonsisten sebagai model nilai-nilai progresif, khususnya seputar HAM dan kesetaraan. Selain itu, dengan menunjukkan sikap anti-DEI juga akan dapat melemahkan otoritas moral AS dalam isu-isu seperti hak-hak sipil dan demokrasi, terutama di negara-negara yang mendukung inisiatif DEI, yang banyak di antaranya adalah sekutu AS, terutama di negara-negara Eropa.

Tidak hanya persoalan sehubungan USAID dan DEI, Elon Musk juga mendapat sorotan dari sejumlah tokoh oposisi dari Partai Demokrat yang telah menyuarakan kekhawatiran atas Musk dan stafnya yang memaksa masuk ke sistem pembayaran pemerintah federal AS. Pasalnya, sistem itu bersifat sensitif karena menyangkut informasi data pribadi jutaan warga AS.

Warren memperingatkan bahwa sistem yang memastikan berbagai hal seperti cek Jaminan Sosial dan pembayaran Medicare (semacam BPJS Kesehatan di AS) telah diambil alih oleh Musk.

BACA JUGA:Strategi Diplomasi Ekonomi Indonesia di Era Trump

"Elon baru saja mengambil kendali seluruh sistem pembayaran itu, menuntut kekuasaan untuk menyalakannya bagi teman-temannya atau mematikannya untuk siapa pun yang tidak dia sukai. Seorang laki-laki memutuskan siapa yang dibayar dan siapa yang tidak. Itu bukan hukumnya, tapi itulah kenyataannya," papar Warren.

Bukan hanya terkait dengan pembayaran dari pemerintah federal yang berada dalam kendali Elon Musk, Warren juga memperingatkan bahwa miliarder itu kini memiliki akses penuh kepada berbagai informasi keuangan pribadi warga AS, sehingga berpotensi untuk menyalahgunakan semua informasi itu, baik untuk meningkatkan keuangannya atau memperluas kuasa politiknya.

Senada dengan Warren, sejumlah kritik terhadap berbagai langkah kontroversi Musk menyatatakan bahwa perusahaan milik Musk seperti SpaceX, yang telah menerima miliaran dolar hasil kontrak dengan pemerintah AS, juga ke depannya bisa terlibat dalam sejumlah proyek melalui DOGE yang dapat menimbulkan konflik kepentingan dengan bisnis pribadi sang miliarder.

Keuntungan finansial strategis

Profesor Politik dan Ekonomi Intenasional di Middlebury College Vermont, AS, Allison Stanger dalam artikel di laman media nirlaba The Conversation berpendapat bahwa motivasi mendalam yang mendorong keterlibatan Musk dalam pemerintah AS sepertinya tidak sepenuhnya bersifat altruistik, tetapi harus dilihat dari aspek kerajaan bisnisnya yang sangat besar.

BACA JUGA:Menyingkap Tirai Gelap Perundungan

Stanger mengingatkan berbagai pihak bahwa dengan akses ke sistem pemerintahan AS yang sensitif hingga masih ketidakjelasannya peran DOGE hingga saat ini, telah membuat Musk mendapatkan keuntungan finansial dan strategis yang belum pernah terjadi sebelumnya baik untuk dirinya sendiri maupun perusahaannya, termasuk Tesla dan SpaceX.

Pakar politik ekonomi AS itu menyatakan, dalam peran barunya di pemerintahan Trump, Musk dinilai dapat membongkar kinerja berbagai lembaga pemerintah yang selama ini membatasi bisnisnya, sehingga DOGE dapat menjadi wahana untuk melemahkan semua mekanisme pengawasan yang selama ini dilakukan AS terhadap bisnis Musk, dengan dalih berkedok kebijakan "efisiensi" atau penghematan anggaran.

Stanger menyatakan, aspek yang paling buruk dari kepemimpinan Musk di DOGE adalah aksesnya terhadap berbagai data yang dimiliki pemerintah AS, yang mencakup informasi rekening bank, nomor Jaminan Sosial, dan dokumen pajak penghasilan. Para staf Musk juga disebut memiliki kemampuan untuk mengubah perangkat lunak, data, transaksi, dan catatan sistem terhadap berbagai salinan informasi pribadi paling sensitif di AS itu.

Menurut Stanger, semua hal itu bukan spekulasi tetapi dampak pemikiran logis dari otoritas DOGE yang dikombinasikan dengan perilaku Musk selama ini. Bahkan, berbagai kritikus menyamakan langkah Musk dengan kudeta besar-besaran dari pihak korporasi.

BACA JUGA:Kegiatan Saat Imlek di China, Tak Hanya Mudik dan Terima Angpao

Kategori :