BELITONGEKSPRES.COM - Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, mengungkapkan kekhawatirannya terkait penampungan hasil panen pertanian yang diprediksi melimpah tahun ini.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi diperkirakan naik hingga 50 persen pada Januari, Februari, dan Maret, sementara produksi jagung juga mengalami lonjakan signifikan.
Zulkifli Hasan menyatakan bahwa kapasitas industri pabrik saat ini tidak cukup untuk menampung hasil produksi yang melimpah. Oleh karena itu, pemerintah memutuskan untuk melarang impor jagung, beras, dan produk pertanian lainnya demi menjaga keseimbangan pasar dalam negeri.
Produksi jagung diperkirakan mencapai 20 juta ton, sementara kebutuhan domestik hanya sekitar 11 juta ton. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah bekerja sama dengan Kementerian Pertanian dan Bulog untuk membeli hasil panen petani agar harga tidak turun dan merugikan petani.
BACA JUGA:Tangani Koperasi yang Bermasalah, Kemenkop UKM Bentuk Satgas Baru
BACA JUGA:Presiden Prabowo Targetkan Swasembada Pangan Nasional pada Akhir 2025
Pemerintah mematok harga gabah di tingkat petani pada Rp6.500 per kilogram dan jagung pada Rp5.500 per kilogram. Produksi jagung tidak hanya untuk konsumsi pangan, tetapi juga untuk memasok industri pakan ternak dan berbagai produk olahan lainnya.
Namun, Zulkifli Hasan menegaskan bahwa kapasitas industri pengolahan dalam negeri masih terbatas dalam menampung produksi yang lebih besar dari kebutuhan. (antara)