BELITONGEKSPRES.COM - Ketua DPD RI Sultan B. Najamudin mengusulkan gagasan baru untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui sumber pembiayaan berbasis zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Ia beralasan bahwa sifat gotong royong yang melekat pada masyarakat Indonesia dapat menjadi kekuatan dalam pelaksanaan program tersebut.
“Masyarakat Indonesia memiliki DNA gotong royong dan kemurahan hati. Jadi, kenapa tidak kita manfaatkan potensi ini untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis?” ujar Sultan usai Sidang Paripurna Ke-10 DPD RI Masa Sidang III Tahun 2024–2025 di Senayan, Jakarta, Selasa.
Sultan mengusulkan agar pemerintah memberikan stimulus kepada masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pembiayaan program MBG. Ia mencontohkan bahwa zakat yang memiliki potensi besar dapat diintegrasikan sebagai sumber pendanaan untuk memperluas cakupan program ini.
“Selain membantu pemerintah mengurangi beban anggaran, keterlibatan masyarakat melalui ZIS akan memperkuat rasa kepemilikan terhadap program ini. Saya yakin langkah ini dapat mengoptimalkan pelaksanaan program MBG tanpa sepenuhnya bergantung pada anggaran negara,” tambahnya.
BACA JUGA:Pelaporan Prof Bambang Hero ke Polda Babel Salah Besar, Kejagung: Ahli Dilindungi oleh Hukum
BACA JUGA:Berapa Gaji PPPK Paruh Waktu, Adilkah bagi Tenaga Honorer?
Sultan juga menyampaikan bahwa pemerintah sudah menunjukkan komitmen kuat untuk menjadikan program MBG sukses di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran. Namun, ia menyadari bahwa keterbatasan anggaran memerlukan pendekatan inovatif seperti melibatkan masyarakat dan komunitas internasional.
Dalam upaya mendukung program ini, Sultan juga menggalang dukungan dari negara-negara lain. “Saya berbicara dengan beberapa duta besar, memaparkan pentingnya program MBG. Jepang, misalnya, telah menunjukkan komitmen untuk memberikan dukungan,” ungkapnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menjelaskan bahwa DPR RI telah menyetujui anggaran Rp71 triliun untuk program MBG pada tahun 2025. Jika diperlukan, anggaran tersebut dapat ditambah hingga Rp140 triliun pada pertengahan tahun, memungkinkan manfaat program mencakup 82,9 juta pelajar yang akan menerima makan siang bergizi.
Sultan menegaskan pentingnya peran parlemen dalam memastikan pelaksanaan program MBG berjalan maksimal. Fungsi legislasi, pengawasan, dan anggaran, menurutnya, harus diarahkan untuk mendukung keberlanjutan program ini.
“Program Makan Bergizi Gratis tidak hanya soal nutrisi, tetapi juga merupakan misi kemanusiaan universal. Bagi banyak anak-anak di daerah, program ini menjadi bagian penting dari proses tumbuh kembang mereka. Saya percaya masyarakat akan mendukung program ini dengan semangat gotong royong,” tutup Sultan. (ant)