BELITONGEKSPRES.COM - Kementerian Transmigrasi (Kementrans) dan Kementerian Pertanian (Kementan) bersinergi untuk meningkatkan kesejahteraan petani transmigran, dengan target pendapatan bulanan mencapai Rp15 juta hingga Rp20 juta. Menteri Transmigrasi, M. Iftitah Sulaiman Suryanagara, bersama Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, menandatangani kesepakatan kerja sama di Jakarta, Kamis.
"Kami ingin mengubah pandangan bahwa petani dan transmigran adalah warga negara kelas dua. Mereka adalah pilar penting dalam pembangunan bangsa," tegas Iftitah. Melalui kolaborasi ini, petani dan transmigran akan mendapatkan akses ke alat mesin pertanian (alsintan) dan pendampingan untuk meningkatkan hasil pertanian mereka.
"Kami percaya kolaborasi ini, di mana Kementrans menyediakan lahan dan tenaga kerja, sementara Kementan menyediakan sawah dan alat, akan meningkatkan kesejahteraan petani hingga melebihi gaji menteri," lanjutnya.
Selain meningkatkan pendapatan masyarakat, kerja sama ini juga mendukung upaya mencapai swasembada pangan pada tahun mendatang. "Kementan sebagai penggerak utama dalam swasembada pangan, kami siap mendukung peran itu," ungkap Iftitah, mengibaratkan Kementan sebagai 'infanteri' dan Kementrans sebagai 'kavaleri'.
BACA JUGA:Menteri BUMN Erick Thohir: Merger Garuda Indonesia dan Pelita Air Masih dalam Kajian
BACA JUGA:Pemerintah Tegaskan Cabut Izin Distributor Pupuk yang Jual di Atas HET
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menekankan bahwa bantuan alsintan adalah kunci untuk meningkatkan produktivitas petani. "Ini bukan sekadar konsep, tetapi sudah terbukti di lapangan. Petani muda dari Aceh hingga Papua telah meraih pendapatan bersih Rp15-20 juta per bulan berkat teknologi pertanian yang kami berikan," ujarnya, mengedepankan tujuan untuk menciptakan kesejahteraan komunitas.
Swasembada pangan menjadi salah satu program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Untuk itu, Kementan berencana mengoptimalkan 500 ribu hektar lahan dan mencetak sawah baru seluas 500 ribu hektar di kawasan prioritas. Dengan pendekatan ‘Brigade Pangan’, setiap 200 hektar lahan sawah akan dikelola oleh 15 petani yang telah dilatih dan dilengkapi dengan peralatan mesin pertanian. (ant)