Mentan Amran Tekankan Pentingnya Menjaga Harga Gabah Selama Musim Panen

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman (kiri) dalam Rapat Koordinasi Bidang Pangan bersama Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (kedua kiri), Menteri Kelautam dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono (kanan) dan pihak terkait lainnya di Ged-Humas Kementan-ANTARA/HO

BELITONGEKSPRES.COM - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menekankan betapa pentingnya menjaga stabilitas harga gabah selama musim panen untuk memastikan pasokan pangan dapat diserap secara optimal, demi mencapai swasembada pangan yang diinginkan.

"Saya ingin menegaskan betapa pentingnya serapan gabah. Jika ada masalah dalam serapan, swasembada pangan juga akan terancam," ungkapnya saat Rapat Koordinasi Bidang Pangan bersama Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan di Gedung Negara Grahadi Surabaya, seperti dilaporkan di Jakarta.

Mentan Amran menyampaikan bahwa menjaga stabilitas harga gabah dan memaksimalkan serapan hasil panen menjadi sangat penting, terutama dengan panen raya yang diperkirakan terjadi pada Februari dan Maret mendatang. Dia menambahkan bahwa serapan gabah sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP) yang baru adalah kunci untuk mencapai keberhasilan dalam swasembada pangan.

Diketahui bahwa Presiden Prabowo Subianto telah mengumumkan kenaikan HPP untuk padi menjadi Rp6.500 per kilogram dan jagung menjadi Rp5.500 per kilogram.

BACA JUGA:Bahlil Sebut Pendataan Penerima Subsidi BBM Sudah 98 Persen, 3 Opsi Skema Disiapkan

BACA JUGA:Mendag Sebut Swasembada Pangan 2027 Hemat Devisa Hingga 5,2 Miliar Dolar AS

Mentan juga mengingatkan agar normalisasi irigasi baik tersier, sekunder, maupun primer segera dilaksanakan. Ia menekankan bahwa Pulau Jawa, sebagai lumbung pangan nasional, perlu mempercepat normalisasi irigasi untuk mendukung potensi produksi yang sangat besar di wilayah tersebut.

"Jika serapan oleh Bulog dan perbaikan irigasi mengalami kendala, maka semua kebijakan luar biasa yang dikeluarkan oleh Presiden, seperti peningkatan pupuk dua kali lipat, kenaikan harga gabah, mekanisasi, dan pengembangan benih unggul, akan menjadi sia-sia. Bahkan, anggaran sebesar Rp159 triliun yang dialokasikan tidak akan efektif," jelasnya.

Amran juga mengusulkan agar dilakukan rapat harian untuk memantau perkembangan pekerjaan, situasi irigasi, dan harga di lapangan. Ia menegaskan bahwa berbagai masalah terkait pupuk, mekanisasi, dan penyuluh yang sebelumnya ada telah diselesaikan oleh Presiden, sehingga sekarang adalah saat bagi mereka untuk berkontribusi nyata dalam mewujudkan swasembada pangan.

Menanggapi pernyataan ini, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menekankan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk bekerja lebih keras dalam meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani.

BACA JUGA:Wujudkan Ketahanan Pangan, Mentan Targetkan Produksi Padi Nasional 32 Juta Ton di 2025

BACA JUGA:Wamenkeu: Penyaluran Subsidi Masyarakat Melalui APBN 2024 Capai Rp434,3 Triliun

“Dengan visi besar swasembada pangan dari Presiden Prabowo Subianto, perhatian besar diberikan pada sektor pangan. Jika kita memanfaatkan kesempatan ini, Indonesia bisa unggul di sektor pertanian,” tambahnya.

Ia juga menekankan bahwa sektor pertanian merupakan kunci kemajuan bangsa, terutama di tengah ancaman krisis multidimensi global.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan