Progres Relasi Indonesia-China

Minggu 29 Dec 2024 - 20:49 WIB
Oleh: Desca Lidya Natalia

Dalam pertemuan tersebut, Puan menyampaikan keinginan untuk mempererat relasi dengan badan legislatif China.

"Akar dari bangsa ini (China), pertama adalah gotong royong karena memang sangat penting. Selain itu jangan melupakan sejarah dan bagaimana kita bersama-sama membangun bangsa ke depan dengan policy yang seiring, sejalan antara Pemerintah, parlemen dan tentu saja rakyat Indonesia," kata Puan di KBRI Beijing.

BACA JUGA:Pak Menteri Tolong Jangan Ganti Kurikulum Lagi Yaa...!!!

Selain Puan, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi saat itu Luhut Binsar Panjaitan pada 12--16 Juli 2024 juga mengunjungi Beijing, Jilin, dan Shanghai.

Luhut, antara lain, bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi, Kepala National Development and Reform Commission (NDRC) China Zheng Shanjie, pejabat dari Tsinghua University, dan para pengusaha asal Tiongkok.

Salah satu pembahasan Luhut adalah mengenai kerja sama bidang pendidikan.

"China kan universitasnya banyak yang  berkualitas. Cara mengukurnya sederhana, berapa dana risetnya? Di sini universitas yang melakukan riset dan dikaitkan dengan perusahaan-perusahaan dan ternyata tidak susah," kata Luhut di Shanghai.

Ia pun mengajak kampus di China untuk membuat pusat riset bersama (joint research center) maupun laboratorium bersama (joint laboratory).

BACA JUGA:Menguatkan Mitigasi dan Kesiapsiagaan Guna Antisipasi Bencana

Ajakan itu tak mengherankan karena China adalah negara peringkat kedua dalam dana riset yaitu 551,1 miliar dolar AS setelah Amerika Serikat (679,4 miliar dolar AS). Laporan Times Higher Education’s (THE) World University Rankings juga menunjukkan ada 13 universitas di China yang masuk dalam kelompok 200 universitas terbaik dunia, termasuk Tsinghua University dan Peking University (keduanya berada di Beijing) yang kini berada di peringkat ke-12 dan ke-14 dunia.

Dengan dukungan atas riset dan pendidikan tersebut, Global Talent Competitiveness Index tahun 2023 mendudukkan China di peringkat 40 dari 134 negara yang menarik, mengembangkan, dan mempertahankan talenta terbaik mereka.

Menteri Tenaga Kerja 2019--2024 Ida Fauziah saat bertemu dengan Menteri Sumber Daya Manusia dan Jaminan Sosial China Wang Xiaoping di Beijing pada Juli 2024 juga mengakui bahwa Indonesia pun membutuhkan transfer of knowledge dari perusahaan dan pekerja China.

Ida menyebut berdasarkan data dari Kemenaker Januari--Mei 2024, terdapat 34 ribu tenaga kerja asing (TKA) dari China, sedangkan total Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) dari China yang sudah dikeluarkan Kemenaker adalah sebanyak 81.933.

BACA JUGA:Peran BUMN Atasi Stunting dalam Program Makan Bergizi Gratis

Ia menyebut Indonesia tidak bisa menolak kedatangan TKA karena kebijakan hilirisasi di Indonesia membutuhkan TKA pada masa awal, namun yang dilakukan Pemerintah adalah memastikan adanya transfer of knowledge di industri karena pada akhirnya TKA dari China akan kembali ke negaranya dan smelter di Indonesia akan dikelola oleh pekerja Indonesia secara mandiri.

Ihwal investasi di Indonesia, berdasarkan data Indonesia Investment Promotion Center (IIPC), menunjukkan China merupakan mitra investasi terbesar ketiga Indonesia. Pada 2023, investasi China di Indonesia tercatat sebesar 7,4 miliar dolar AS, sedangkan realisasi investasi dari China pada semester 1 2024 adalah 3,9 miliar dolar AS ditambah Hong Kong  3,8 miliar dolar AS sehingga totalnya adalah 7,7 miliar dolar AS

Kategori :