Pemerintah Didorong Tekan Polusi Udara Melalui Penggunaan BBM Standar Euro 4

Selasa 17 Dec 2024 - 22:26 WIB
Reporter : Erry Frayudi
Editor : Erry Frayudi

BELITONGEKSPRES.COM - Pemerintah harus proaktif dalam menghadapi potensi lonjakan polusi udara, khususnya di wilayah Jabodetabek, yang biasanya terjadi pada puncak musim kemarau antara Juni hingga Agustus. Salah satu langkah strategis yang diusulkan adalah peningkatan kualitas bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia ke standar Euro 4.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Institute for Essential Services Reform (IESR) bekerja sama dengan Research Center for Climate Change Universitas Indonesia (RCCC UI), Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), dan Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, penerapan BBM Euro 4 mulai tahun 2025 hingga 2030 diprediksi dapat mengurangi polusi udara di Jabodetabek secara signifikan. 

Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa, menjelaskan bahwa pengimplementasian standar ini dapat menurunkan polutan partikulat (PM) 2,5 hingga 96 persen dan mengurangi emisi SOx serta NOx hingga 82-98 persen.

Tanpa adanya perubahan, diperkirakan beban polusi dari kendaraan akan meningkat 30-40 persen pada tahun 2030, akibat dari pertambahan jumlah kendaraan dan aktivitas transportasi. 

BACA JUGA:KPK Raih Pencapaian Signifikan dalam Upaya Pemulihan Aset, Setor Rp 2,4 Triliun ke Negara

BACA JUGA:Wamenperin: Pemerintah Beri Insentif Pajak untuk Mobil Hybrid Selama Satu Tahun

Fabby juga menyoroti dampak kesehatan yang ditimbulkan, di mana polusi udara di Jakarta telah menyebabkan biaya kesehatan yang tinggi terkait dengan penyakit seperti pneumonia, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan penyakit jantung iskemik. 

Data dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menunjukkan klaim terkait polusi udara di Jakarta mencapai hampir Rp1,2 triliun pada 2023.

Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk segera menerapkan standar Euro 4 dengan dukungan kebijakan yang komprehensif dan pengawasan yang ketat. Fabby menegaskan bahwa pemerintah perlu memastikan kesiapan kilang domestik untuk memproduksi BBM Euro 4, meskipun ini memerlukan investasi besar. 

Kerjasama antara pemerintah dan sektor swasta dalam teknologi dan infrastruktur kilang diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi lingkungan, kesehatan, dan ekonomi.

BACA JUGA:Cak Imin Terima Arahan Prabowo Untuk Hapus Kemiskinan Ekstrem dalam 2 Tahun

BACA JUGA:Dipecat PDIP, Gibran Hormati Keputusan Partai, Fokus Dukung Pemerintahan Prabowo

Ilham Surya, Analis Kebijakan Lingkungan IESR, menambahkan bahwa penerapan Euro 4 akan menyebabkan peningkatan biaya produksi BBM sekitar Rp200 hingga Rp500 per liter. Oleh karena itu, pemerintah perlu merencanakan skema pembiayaan untuk mengantisipasi dampak ekonominya, seperti menanggung biaya tambahan atau membatasi akses BBM bersubsidi bagi kelompok tertentu.

Kajian ini juga menunjukkan bahwa jika kualitas udara ditingkatkan, akan ada pengurangan beban biaya kesehatan terkait tiga penyakit akibat polusi, yaitu pneumonia, jantung iskemik, dan PPOK, yang diperkirakan dapat menghemat klaim BPJS sebesar Rp550 miliar pada 2030.

Walaupun peningkatan kualitas BBM merupakan langkah penting, Ilham menekankan perlunya dukungan dari kebijakan transportasi berkelanjutan lainnya, termasuk pengembangan transportasi publik yang nyaman, pengetatan baku mutu emisi, pengalihan ke kendaraan listrik, dan manajemen lalu lintas yang ramah lingkungan.

Kategori :