BELITONGEKSPRES.COM - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan pentingnya menjaga integritas dan kesucian dalam penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia.
Ia meminta seluruh pihak yang terlibat dalam proses penyelenggaraan haji, mulai dari Badan Penyelenggara Haji (BP Haji), Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU), hingga Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU), untuk menjalankan tugas mereka dengan penuh tanggung jawab dan menjauhi segala bentuk penyimpangan.
Pesan ini disampaikan Menag dalam acara BPKH Annual Meeting and Banking Award 2024 yang berlangsung di Jakarta pada Jumat, 13 Desember. Ia menekankan bahwa ibadah haji bukan sekadar kewajiban agama, melainkan juga urusan spiritual yang harus dikelola dengan penuh kesucian.
“Jangan pernah ada niat memanfaatkan jemaah haji untuk keuntungan bisnis semata. Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam, dan penyelenggaraannya harus bebas dari segala bentuk penyimpangan. Ini urusan suci, jadi pelaksanaannya juga harus suci,” ujar Nasaruddin dengan tegas, sebagaimana dilaporkan oleh Kementerian Agama pada Sabtu, 14 Desember.
BACA JUGA:Curhat Korupsi Timah Rp 420 Miliar, Helena Lim: Saya Dijadikan 'Talenan'
BACA JUGA:PKB Ajukan Usulan Pengangkatan Gus Dur sebagai Pahlawan Nasional
Dalam pidatonya, Nasaruddin juga menyerukan kerja sama dan sinergi di antara semua lembaga terkait untuk memastikan penyelenggaraan ibadah haji tahun ini berjalan dengan lancar.
Ia mengingatkan bahwa antrean keberangkatan haji di Indonesia masih sangat panjang, dengan mayoritas jemaah yang masuk dalam kategori lanjut usia (lansia). Oleh karena itu, pelayanan prima harus menjadi prioritas, terutama dalam memperhatikan kebutuhan khusus para jemaah lansia.
"Kita harus memberikan pelayanan terbaik kepada jemaah, terutama yang sudah berusia lanjut. Jangan pernah mempermainkan atau meremehkan mereka. Mereka adalah tamu-tamu Allah yang harus kita layani dengan penuh penghormatan,” tambahnya.
Menag menggarisbawahi bahwa kesuksesan penyelenggaraan ibadah haji bukan hanya soal administrasi atau teknis, tetapi juga menyangkut moralitas dan tanggung jawab spiritual. Ia berharap semua pihak dapat bersatu untuk memastikan bahwa pelaksanaan haji tahun ini menjadi pengalaman yang bermakna dan sesuai dengan prinsip-prinsip keagamaan.
“Mari kita jadikan momentum tahun ini untuk memperbaiki segala kekurangan dan memperkuat komitmen kita dalam melayani jemaah haji dengan tulus,” tutup Nasaruddin Umar. (beritasatu)