Dampak Program Prakerja terhadap Inklusi Keuangan dan Stabilitas Kelas Menengah Indonesia
Salah satu alumin Prakerja, Jeklin. (dok. Prakerja)--
BELITONGEKSPRES.COM - Perubahan ekonomi global telah memaksa kelas menengah di Indonesia untuk beradaptasi di tengah tantangan yang semakin kompleks. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah kelas menengah yang mencapai 57,33 juta orang pada 2019, kini turun menjadi 47,85 juta orang pada 2024.
Penurunan ini mencerminkan bahwa sekitar 9,48 juta orang mengalami penurunan kelas ekonomi, dipengaruhi oleh inflasi, kesulitan memperoleh pekerjaan, dan tingginya biaya hidup.
Fenomena ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh mereka yang berada di kelompok aspiring middle class, yaitu kelompok yang hampir mencapai kelas menengah namun masih terhambat oleh berbagai kendala ekonomi.
Peningkatan keterampilan menjadi solusi yang diandalkan untuk membuka peluang pendapatan yang lebih tinggi dan membantu mereka naik kelas.
BACA JUGA:Pertamina Geothermal Energy Raih Peringkat Teratas dalam ESG Risk Rating Global
BACA JUGA:Kadin Indonesia Siapkan White Paper untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
Survei Presisi Indonesia mengungkapkan bahwa peserta Program Kartu Prakerja yang telah menyelesaikan pelatihan skilling, reskilling, atau upskilling mencatat peningkatan pendapatan sebesar Rp 255.000 hingga Rp 315.000 per bulan.
Ini setara dengan kenaikan 17-21 persen dari pendapatan bulanan mereka sebelumnya. Selain itu, pelatihan keterampilan ini juga berperan penting dalam membantu peserta mendapatkan pekerjaan atau bahkan memulai usaha sendiri.
Menurut data Prakerja, sebanyak 26 persen peserta yang sebelumnya menganggur kini bekerja atau berwirausaha dua bulan setelah pelatihan, dan 2 persen dari peserta yang sebelumnya bekerja di sektor informal kini telah berhasil beralih ke pekerjaan formal.
Kisah Tia Noviani dari Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, menjadi contoh konkret. Setelah mengikuti pelatihan Microsoft Office, keterampilan Tia meningkat sehingga ia dapat mempertahankan posisinya di Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo dan mendapatkan tanggung jawab lebih besar.
BACA JUGA:Menkominfo Ungkap Transaksi Judi Online di Indonesia Capai Rp600 Triliun Hingga September 2024
BACA JUGA:Pedagang yang Bebankan Biaya Tambahan Transaksi QRIS Bisa Disanksi, Konsumen dapat Melaporkannya
Sejak diluncurkan, Program Kartu Prakerja telah melatih 18,9 juta peserta, mayoritas berasal dari generasi muda (Gen-Z dan Milenial) berusia 18-35 tahun.
Direktur Eksekutif Prakerja, Denni Puspa Purbasari, menyatakan bahwa peserta program mencakup berbagai latar belakang ekonomi, mulai dari kelompok aspiring middle class hingga kelas menengah.