Dukungan Kuat ESDM dan KKKS Mendorong Pertumbuhan Eksplorasi Migas di Indonesia

SKK Migas dan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) melakukan pemboran sumur B13 di Blok Cepu untuk peningkatan produksi migas nasional. ANTARA/HO-SKK Migas/am.--

BELITONGEKSPRES.COM - Dalam lima tahun terakhir, eksplorasi minyak dan gas bumi di Indonesia menunjukkan tren positif yang mencolok. 

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan bahwa iklim eksplorasi ini semakin berkembang berkat dukungan yang kuat dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menyampaikan hal ini dalam konferensi pers di Jakarta. Menurutnya, dalam periode tersebut, tercatat 130 sumur eksplorasi telah dibor, 11 studi regional telah dilakukan, dan lebih dari 600 studi geologi dan geofisika (G&G) telah diselesaikan oleh pemerintah dan KKKS. 

“Pencapaian ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam mendukung penemuan sumber daya minyak dan gas, baik untuk target jangka pendek maupun jangka panjang,” ujarnya.

BACA JUGA:OJK Luncurkan Peta Jalan Penguatan BPD 2024-2027 untuk Dukung Ekonomi Nasional

BACA JUGA:iPhone 16 Series Tertunda masuk Indonesia Karena TKDN, Apple Berikan Tanggapan

Dalam rentang waktu 2019 hingga 2024, SKK Migas juga melakukan survei seismik dua dimensi sepanjang 48.500 kilometer dan survei tiga dimensi seluas 10.000 kilometer persegi. 

Aktivitas eksplorasi ini mencakup penggunaan empat sensor gradiometri penuh di area seluas 250.000 kilometer persegi. Dwi menekankan bahwa semua ini merupakan bukti nyata dari usaha masif untuk menemukan cadangan migas baru.

Selain itu, untuk mendorong optimalisasi produksi, SKK Migas merencanakan untuk memberikan empat opsi bagi lapangan yang belum dikembangkan selama lebih dari tiga tahun, rencana pengembangan yang belum terealisasi selama lebih dari dua tahun, serta penemuan yang belum dikembangkan selama lebih dari tiga tahun. 

Opsi-opsi tersebut mencakup dikerjakan sendiri dengan pengajuan insentif, dikerjakan bersama badan usaha, menunjuk kerja sama operasi (KSO), atau dikembalikan kepada negara. Dwi menegaskan bahwa rekomendasi terkait hal ini akan diterbitkan pada Januari 2025.

BACA JUGA:Bertekad Hilangkan Kemiskinan: Prabowo Dorong Hilirisasi Sumber Daya Alam untuk Kesejahteraan Rakyat

BACA JUGA:BCA Raih Juara Umum di ARA 2023: Komitmen terhadap Transparansi dan Tata Kelola Perusahaan

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menekankan pentingnya fokus pada eksplorasi hulu migas, terutama di wilayah Indonesia Timur. Wilayah ini dianggap memiliki potensi besar untuk penemuan cadangan baru yang dapat meningkatkan produksi nasional, yang pada tahun 2023 tercatat sebesar 606 ribu barel minyak per hari. 

Dengan langkah-langkah ini, pemerintah berupaya untuk mengoptimalkan pengelolaan sumber daya migas dan meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian nasional. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan