Kepiting Bakau Belitung Masuk Pasar Internasional, Primadona Restoran Mewah di Singapura
Kepiting Bakau Belitung masuk pasar internasional, kini jadi primadona restoran mewah di Singapura-- (Antara)
TANJUNGPANDAN, BELITONGEKSPRES.COM - Kepiting bakau dari Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), kini berhasil masuk pasar internasional negara Singapura.
Ini adalah kabar gembira bagi para pengusaha dan nelayan lokal Belitung, karena permintaan dari restoran dan hotel-hotel bintang lima di "Negeri Singa" tersebut semakin meningkat.
Menurut Darsono, pengusaha kepiting bakau asal Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, pengiriman atau ekspor kepiting ini tidak dilakukan secara langsung ke negara Singapura ini.
Prosesnya melibatkan beberapa langkah: dari Belitung, kepiting dikirim ke Jakarta terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan ke Batam, dan akhirnya dikirim ke Singapura melalui jalur laut dari Batam.
BACA JUGA:Menguak Potensi Ekspor Kemiri Indonesia: Peluang Emas bagi Petani
"Walaupun tidak diekspor langsung dari Belitung, kami tetap memastikan kepiting bakau kami sampai ke Singapura melalui jalur yang sudah terjalin," ujar Darsono, Senin 12 Agustus 2024.
Volume pengiriman kepiting bakau ke Singapura bervariasi sesuai musim. Saat musim kepiting bakau sedang bagus, yaitu dari bulan September hingga April, volume pengiriman bisa mencapai 100 kilogram atau lebih.
Namun, pada kondisi normal, volume pengiriman kepiting bakau Belitung ke Singapura biasanya berkisar antara 50 hingga 60 kilogram per kali ekspor.
"Musim kepiting bakau yang baik membuat stok melimpah dan memudahkan kami dalam mendapatkan kepiting," tambah Darsono.
BACA JUGA:Peluang Ekonomi Baru di Belitung: Dari Penambang Timah Sukses Beralih Budidaya Ikan Kerapu
BACA JUGA:Apa Kabar Dugaan Kasus Korupsi Mangrove Belitung? Sudah 2 Tahun Belum Jelas Kelanjutannya
Ia menjelaskan, Kepiting Bakau yang dikirim biasanya berukuran antara tujuh ons hingga satu kilogram dan harus dalam kondisi hidup.
Harga kepiting dengan ukuran tersebut bisa mencapai Rp200 ribu hingga Rp300 ribu per kilogram, tergantung pada kondisi pasar dan permintaan.