Kabupaten Beltim Miliki Potensi Besar Pemain Ekspor Ikan Nila, Budidaya Manfaatkan Kolong Eks Tambang

Ilustrasi: Contoh pemanfaatan kolong eks tambang di Kampong Reklamasi yang dikelola PT Timah Tbk Bersama BUMDes Mitra Jaya Selinsing, Kecamatan Gantung, Kabupaten Beltim--

GANTUNG, BELITONGEKSPRES.COM -  Kabupaten Belitung Timur (Beltim) memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam ekspor ikan Nila dengan memanfaatkan kolong bekas tambang timah yang tersebar di wilayah ini.

Pasalnya, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 menunjukkan bahwa Indonesia adalah pengekspor terbesar kedua di dunia ikan Nila dengan jumlah 12,29 ribu ton ke berbagai negara tujuan.

Jumlah itu masih terbilang kecil mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas dan hampir di seluruh daerah berpotensi mengembangkan budidaya ikan Nila.

Peluang inipun masih terbuka lebar seperti di Kabupaten Beltim. Ini mengingat banyaknya eks lokasi tambang timah yang menyisakan tampungan air (kolong) tak termanfaatkan.

BACA JUGA:Target Tera Ukur 2024, Dinas Perdagangan Beltim Fokus Peningkatan Kepatuhan Masyarakat

BACA JUGA:Skandal Korupsi KUR Rp18,8 Miliar di Bank Sumsel Babel Manggar Terbongkar, Kejati Tahan 2 Tersangka

Hal ini bisa menjadi peluang budidaya ikan Nila dengan konsep budidaya lepas. Walau sebenarnya sudah ada yang mencoba membudidayakan ikan Nila dengan membuat kolam-kolam.

Contohnya, baru-baru ini dilakukan kelompok tani Nujau Bersatu Maju Desa Gantung, Selasa, 30 Juli lalu. Sebagai ajang ujicoba, kelompok tani Nujau Bersatu Maju didukung penuh oleh pihak Desa.

Pihak Desa Gantung pun sangat mendukung pilot project ini dengan harapan akan mengangkat perekonomian anggota kelompok tani tersebut.

"Kita pakai dana ketahanan pangan dari Desa. Baik jaring, bibit, pakan dan ada bantuan dari pihak ketiga," ujar Kepala Desa Gantung Arif Kusmaryadi kepada Belitong Ekspres.

BACA JUGA:Kemenperin Dorong Pelaku Industri Manfaatkan Produk Unggulan Indonesia di Pasar Global

BACA JUGA:AHY Tekankan Pentingnya Pengelolaan Tata Ruang untuk Ketahanan Pangan dan Mitigasi Bencana

Dengan banyaknya lubang galian eks tambang di Beltim, tentu akan lebih menghemat biaya budidaya ikan Nila dengan konsep budidaya lepas.

Meski demikian, bagi yang berniat membudidaya sebaiknya konsultasi ke Dinas Perikanan Beltim agar mendapatkan panduan yang tepat sehingga hasilnya akan layak ekspor.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan