Tantangan Besar Indonesia Menuju 2045: 40 Juta Pekerja Masih Bergaji Rendah

Ilustrasi pekerja-Freepik.com---

JAKARTA, BELITONGEKSPRES.COM - Pada Juni 2024, tercatat ada 40 juta pekerja di Indonesia yang hanya menerima gaji sebesar Rp 5 juta per bulan. Jumlah ini dianggap tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup, terutama bagi mereka yang harus menanggung beban keluarga.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menjelaskan bahwa saat ini ada 10 juta orang di Indonesia yang berpendapatan lebih dari Rp 23 juta dengan jumlah anggota keluarga yang lebih sedikit dibandingkan kelompok 40 juta pekerja bergaji rendah. 

"Kelompok 10 persen, yaitu 10 juta orang dengan pendapatan di atas Rp 23 juta, memiliki jumlah anggota keluarga yang lebih sedikit. Sehingga, mereka lebih kaya dengan jumlah anggota rumah tangga yang mungkin di bawah 3 orang," kata Suharso dalam keterangan resminya pada Sabtu, 22 Juni 2024.

Menurut Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira, masalah ini harus segera diatasi untuk menghindari hambatan terhadap cita-cita Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045. "Ini hanya sekedar impian pepesan kosong selama masih banyak kelas menengah yang masuk kategori sangat rentan," ujar Bhima pada Kamis, 20 Juni 2024.

BACA JUGA:Polri: Pemain Judi di Indonesia Lebih dari 2 Juta Orang, Ada Anak Usia Dibawah 10 Tahun

BACA JUGA:Kapolri Minta Penyelesaian Kasus Vina Cirebon Harus Transparan dan Ilmiah

Visi Indonesia Emas 2045 mencakup lima aspek utama pendapatan per kapita setara negara maju, pengentasan kemiskinan hingga 0%, peningkatan kepemimpinan dan pengaruh internasional, peningkatan daya saing sumber daya manusia (SDM), dan penurunan emisi gas rumah kaca menuju emisi nol bersih. 

Namun, Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad mempertanyakan apakah Indonesia mampu mencapai visi tersebut, terutama dalam meningkatkan kepemimpinan internasional dan daya saing SDM.

"Indikator capaian RPJPN menunjukkan bahwa beberapa target ambisius belum tercapai. GNI per kapita, kontribusi PDB maritim, peringkat GPI, indeks rasio gini, kontribusi dari Kawasan Indonesia Timur, dan Human Capital Index semuanya masih jauh dari sasaran. Target untuk menurunkan tingkat kemiskinan hingga 0% juga sangat tidak realistis, mengingat tingkat kemiskinan saat ini masih berada pada angka 9,36%," pungkas Tauhid. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan