Hendrya Sylpana

Ancaman Serius Ekonomi Babel, 2 Pabrik Sawit Tutup Imbas Kasus Hukum

Ilustrasi pabrik kelapa sawit (Kemendag)--

BELITONGEKSPRES.COM, PANGKALPINANG - Sektor perkebunan kelapa sawit, yang telah menjadi salah satu penopang utama perekonomian di Bangka Belitung (Babel) setelah timah, kini menghadapi ancaman serius. Dua pabrik sawit dilaporkan ditutup, menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap ekonomi daerah.

Informasi dari Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Bangka Tengah mengabarkan bahwa dua pabrik sawit yang diketahui tutup adalah CV Mutiara Alam Lestari (MAL) dan CV Mutiara Hijau Lestari (MHL).

Meskipun belum jelas alasan pasti di balik penutupan kedua pabrik pengolahan CPO ini, dugaan kuat menunjukkan keterlibatan pemiliknya dalam kasus hukum yang sedang diusut oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) RI.

Oleh karena itu, HKTI Kabupaten Bangka Tengah mendesak pemerintah daerah (Pemda) untuk bersikap responsif dan mencari solusi terhadap situasi dua pabrik sawit yang tutup di wilayah tersebut.

"Kabar penutupan dua pabrik sawit ini sungguh mengkhawatirkan bagi kami," ujar Ketua HKTI Kabupaten Bangka Tengah, Abdullah Randi kepada Babel Pos, pada Minggu, 5 Mei 2024.

BACA JUGA:Korupsi Timah Guncang Industri Sawit di Babel, 5000 Orang Terdampak

BACA JUGA:14 Orang Jadi Tersangka Penambangan Timah Ilegal, Tindakan Tegas Polda Babel

Dengan berhentinya operasi dua pabrik perkebunan kelapa sawit ini, Randi menyatakan bahwa dua kabupaten akan mengalami dampaknya, begitu pula dengan para petani sawit di sana.

"Ini berpotensi memperpanjang kondisi sulit di daerah tersebut. Kami berharap pemerintah dapat merumuskan langkah-langkah strategis untuk menangani situasi ini," tambahnya.

Randi juga menyoroti kemungkinan penurunan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit akibat kejadian ini, yang akan berimbas pada pendapatan petani dan perekonomian lokal.

"Kami tentunya sangat berharap agar masalah ini segera terselesaikan sehingga ekonomi di Kabupaten Bangka Tengah dan Babel dapat pulih kembali," harap Randi.

Pihaknya juga menekankan perlunya upaya untuk mencegah potensi penurunan harga TBS oleh pabrik sawit lainnya di daerah tersebut, mengingat biaya input seperti pupuk dan lainnya yang terus meningkat.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan