Dukung Percepatan Transisi Energi Bersih, Shell Bakal Tutup 1000 SPBU dan Beralih ke SPKLU
Ilustrasi SPBU Shell di Indonesia-Dok. Shell Global---
BELITONGEKSPRES.COM, JAKARTA - Perusahaan minyak dan gas asal London, Shell, telah mengambil langkah mendukung percepatan transisi menuju energi bersih untuk mendukung keberlangsungan bumi yang lebih baik.
Sebagai bukti dari komitmennya, Shell mengungkapkan dalam laporan terbarunya bahwa mereka berencana untuk menutup 1.000 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) hingga tahun 2025. Langkah ini merupakan bagian dari strategi mereka untuk beradaptasi dengan perubahan global dan fokus pada solusi energi yang lebih ramah lingkungan.
"Kami berencana menutup sekitar 500 lokasi (SPBU) milik Shell termasuk perusahaan patungan setiap tahunnya pada 2024 dan 2025," tulis Shell dalam Laporan Energy Transition Strategy 2024, dikutip Disway.id Jumat 22 Maret 2024.
Mengutip laporan resmi dari situs Shell Global, perusahaan energi dan gas tersebut memiliki sekitar 47 ribu stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di seluruh dunia. Perusahaan multinasional ini juga mempekerjakan sekitar 103 ribu orang di lebih dari 70 negara, termasuk di Indonesia.
BACA JUGA:Infinix Luncurkan Note 40 Series di Indonesia, Intip Harga dan Spesifikasinya
BACA JUGA:Realme 12+ 5G Tawarkan Desain Mewah dan Performa Handal dengan Harga Terjangkau
Kebijakan transisi energi yang dilakukan oleh Shell bertujuan untuk mengakselerasi pengurangan emisi karbon. Shell telah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas karbon di seluruh negara di mana perusahaan beroperasi.
Meskipun demikian, Shell tidak memberikan detail mengenai penutupan SPBU di negara mana saja yang akan dilakukan. Perusahaan hanya menjelaskan rencana ke depan untuk beralih ke bisnis stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU), sebagai bagian dari strategi transisi energi mereka.
"Kami mengembangkan bisnis pengisian daya kendaraan listrik demi mendukung pelanggan yang memilih beralih dari kendaraan berbahan bakar bensin atau solar ke kendaraan listrik," terang laporan itu.
Transisi energi yang dilakukan oleh Shell terjadi di tengah pesatnya perkembangan industri kendaraan listrik, terutama di China dan Eropa. Perusahaan ini tidak ingin ketinggalan momentum, sehingga manajemennya berencana untuk meningkatkan jumlah stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di beberapa negara.
BACA JUGA:Daftar Hype Tiktok Affiliate Tanpa Minimum Followers, Simak Syarat dan Caranya
BACA JUGA:Pemerintah Siapkan Bibit Gratis untuk Petani Guna Jaga Ketersediaan Beras
Saat ini, Shell memiliki sekitar 54 ribu titik pengisian daya kendaraan listrik di seluruh dunia. Mereka menargetkan akan ada 200 ribu titik SPKLU di seluruh dunia pada tahun 2030.
Shell yakin bahwa strategi mereka dalam mengembangkan SPKLU lebih efektif dibandingkan dengan menyediakan stasiun pengisian daya di rumah. Menurut mereka, stasiun pengisian daya di ruang publik menjadi kebutuhan utama bagi pelanggan mereka.