Festival Seni dan Budaya Literasi: SMAN 1 Manggar Menjaga Tradisi, Menulis Masa Depan
Kepala SMAN 1 Manggar, Sabarudin menyampaikan apresiasi terhadap panitia dan seluruh siswa yang terlibat dalam Festival Seni dan Budaya Literasi 2024-Istimewa-
MANGGAR, BELITONGEKSPRES.COM - Memperingati Bulan Bahasa, SMAN 1 Manggar Kabupaten Belitung Timur (Beltim) menggelar Festival Seni dan Budaya Literasi 2024 bertajuk “Menjaga Tradisi, Menulis Masa Depan.”
Acara ini menampilkan serangkaian perlombaan yang tidak hanya mengedepankan keindahan bahasa, tetapi juga melestarikan nilai-nilai kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Beltim.
Dengan dua cabang lomba utama, yaitu ngelasak atau monolog bahasa Belitong dan berbalas pantun dalam bahasa Belitong, festival ini sekaligus memperkuat semangat untuk menjaga kelestarian bahasa daerah.
Festival ini bukan hanya sebatas ajang kompetisi bagi para siswa, tetapi juga menjadi ruang belajar bersama untuk mengutamakan bahasa Indonesia dan membuka diri pada penguasaan bahasa asing.
BACA JUGA:Tertangkap di Basel, Ini Tampang Pelaku Pembunuhan Perempuan di Beltim yang Mayatnya Dicor Semen
Mengangkat tema kearifan lokal, SMAN 1 Manggar juga mengadakan lomba poster digital yang mengangkat ragam budaya Belitong. Ini memberikan wadah bagi siswa yang memiliki minat dalam seni visual untuk berkreasi dan menampilkan perspektif lokal mereka melalui media digital.
Ketua panitia acara, Rasmidia Bekti Maulani, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini tidak hanya sekadar festival yang berakhir pada penutupan, melainkan menjadi momen yang berkesan dan terus memupuk kecintaan siswa terhadap bahasa daerah.
"Acara ini diharapkan bisa menanamkan rasa bangga dan cinta siswa terhadap bahasa dan budaya daerah mereka. Semoga siswa SMAN 1 Manggar semakin menghargai dan melestarikan bahasa Belitong, karena melalui bahasa kita juga bisa memperkenalkan kekayaan budaya kepada dunia," ungkapnya, Kamis 14 November 2024.
Lomba ngelasak yang diadakan dalam festival ini, menarik minat siswa untuk mengekspresikan diri secara monolog dalam bahasa Belitong, sebuah tantangan yang tidak mudah di tengah arus modernisasi.
BACA JUGA:Siap-siap! Konser Jazz De Billitone 2024 Guncang Pulau Belitung, Ini Cara Dapat Tiketnya
Setiap peserta diberi kesempatan untuk menyampaikan kisah atau pengalaman dengan gaya monolog yang penuh ekspresi, menunjukkan bagaimana bahasa daerah bisa dipakai dalam narasi sehari-hari.
Para penonton pun terpikat dengan gaya bahasa yang unik dan sesekali diselipi guyonan khas Belitong yang membawa suasana keakraban dan kegembiraan di setiap penampilan.
Selain ngelasak, lomba berbalas pantun dalam bahasa Belitong menjadi sorotan lain dalam festival ini. Dua tim peserta saling beradu pantun, memberikan jawaban kreatif dan cerdik yang penuh makna.
Pantun yang disampaikan pun tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga menyampaikan pesan-pesan moral dan nilai-nilai kearifan lokal.