Pemerintah Tinjau Kembali Impor Susu, Fokus pada Pemberdayaan Peternak Lokal
Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi (tengah) menyampaikan keterangan pers di kantornya di Jakarta, Senin (11/11/2024). -Shofi Ayudiana-ANTARA
BELITONGEKSPRES.COM - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Budi Arie Setiadi mengungkapkan rencananya untuk berkolaborasi dengan Kementerian Perdagangan guna mengevaluasi kebijakan impor susu, terkait dengan masalah kelebihan produksi susu dalam negeri yang tidak dapat diserap oleh pabrik pengolahan.
Dalam konferensi pers di Jakarta pada Senin, 11 November, Budi Arie menjelaskan bahwa saat ini sekitar 80 persen konsumsi susu di Indonesia berasal dari impor, dengan Selandia Baru dan Australia menjadi pemasok utama.
Kedua negara tersebut memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas dengan Indonesia yang menghapuskan bea masuk pada produk susu, sehingga harga susu mereka menjadi lebih kompetitif, sekitar 5 persen lebih rendah dibandingkan produk susu dari negara pengimpor lainnya.
Namun, ia juga menyoroti kenyataan bahwa industri pengolahan susu dalam negeri lebih memilih mengimpor susu bubuk daripada susu segar.
BACA JUGA:Polri Buka Peluang Periksa Eks Menkominfo Budi Arie dalam Kasus Judi Online
BACA JUGA:Wapres Gibran Resmikan 'Lapor Mas Wapres' untuk Tangani Keluhan Publik Secara Langsung
Akibatnya, peternak sapi perah dalam negeri mengalami kerugian, karena harga susu segar mereka turun jauh di bawah harga ideal, yaitu hanya sekitar Rp7.000 per liter, sementara harga yang seharusnya adalah Rp9.000 per liter.
Wakil Menteri Koperasi, Ferry Juliantono, menambahkan bahwa meskipun koperasi peternak sapi perah menyumbang 70 persen dari total produksi susu nasional, jumlah tersebut masih sangat terbatas, hanya mampu memenuhi sekitar 20 persen dari kebutuhan susu dalam negeri.
Menurut data pemerintah, pada 2023 konsumsi susu di Indonesia mencapai 4,6 juta ton, namun produksi dalam negeri hanya mencapai 1 juta ton.
Untuk itu, Kemenkop berencana untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor susu, mendorong koperasi peternak untuk lebih aktif dalam produksi susu segar, dan bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan untuk meninjau kembali kebijakan bea masuk 0 persen terhadap produk susu impor.
BACA JUGA:Tersangka Kasus Judi Online di Kementerian Komdigi Bertambah Banyak, Kini Menjadi 18 Orang
BACA JUGA:Presiden Prabowo Lanjutkan Kunjungan ke Washington DC Usai dari Beijing
Kondisi ini semakin memanas setelah peternak sapi perah dan pengepul susu di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menggelar protes akibat terbatasnya serapan susu oleh industri pengolahan susu.
Para peternak mengeluhkan sisa produksi sekitar 30.000 liter susu per hari yang tidak bisa diserap oleh pabrik, meskipun total produksi susu di daerah tersebut mencapai 140.000 liter per hari.