Menjaga Kelancaran Pendistribusian Demi BBM Satu Harga di Tapal Batas
Pesawat pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Grand Caravan PK-SNM di apron bandara Juata Tarakan akan membawa BBM ke Krayan, Nunukan.-Pertamina Patra Logistik (Kaltara)-ANTARA/HO
Pesawat Grand Caravan PK-SNM pengangkut bahan bakar minyak (BBM) sudah terparkir di apron Bandara Juata Tarakan, Kalimantan Utara. Sementara para pekerja dari PT Pertamina Patra Logistik dan maskapai Smart Aviation mulai memasukkan BBM jenis solar dan pertalite yang berada dalam drum ke pesawat. BBM tersebut akan diangkut menuju Bandara Yuvai Semaring di Krayan Induk, Kabupaten Nunukan.
Pekerja dari Pertamina Patra Logistik ada dua operator dan enam orang dari maskapai Smart Aviation. Mereka bekerja mengangkat drum – drum berwarna merah berisi solar dan pertalite menuju ke pesawat yang akan mengangkut BBM. Teriknya matahari siang itu tidak membuat mereka menyerah meski keringat telah membasahi baju. Mereka tetap bekerja penuh semangat untuk mengangkat drum berisi BBM.
Drum berwarna merah dengan dua ukuran. BBM jenis pertalite dimasukkan ke dalam drum ukuran 60 liter dan solar dimasukkan dalam drum ukuran 200 liter. Selain ukurannya, yang membedakan adalah labelnya yang tertulis dalam drum merah. Untuk pertalite tertulis N1203 dan drum pada solar tertulis N1202.
Para pekerja mengatur letak drum - drum solar dan pertalite di dalam pesawat biar tidak terjadi benturan. Saat melakukan operasional menaikan BBM ke pesawat mereka tidak boleh menggunakan telepon genggam dan tidak boleh ada kegiatan lain, Mereka harus fokus menangani pengangkutan dan pendistribusian BBM.
BACA JUGA:Hidup Bersama Gelap, Sehat Berkat PLN
Para pekerja menggunakan sepatu pelindung, rompi warna kuning dengan aplikasi warna silver dan helm pengaman dengan warna senada dengan warna rompi. Perangkat itu sebagai upaya menjaga keselamatan kerja.
"Setelah siap, pesawat yang berisi BBM tersebut siap diterbangkan menuju bandara Yuvai Semaring di Krayan Induk dengan jarak tempuh 55 menit dari bandara Juata Tarakan," kata Pengawas Agen Premium Minyak dan Solar (APMS) PT. Pertamina Patra Logistik Budi Sulistiono di Tarakan Senin 28 Oktober.
Faktor cuaca merupakan faktor utama yang harus dipertimbangkan apakah pesawat bisa berangkat atau tidak menuju ke wilayah tapal batas dengan Malaysia. Setelah sampai Bandara Yuvai Semaring, solar dan pertalite didistribusikan ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar).
Ada empat SPBU 3T di Krayan yakni Krayan Induk, Krayan Timur, Krayan Barat dan Krayan Tengah. Sedangkan Krayan Selatan belum memiliki SPBU 3T, rencananya tahun depan akan dibangun.
Waktu pembongkaran BBM dari pesawat setelah tiba di Bandara Yuvai Semaring berkisar 5 – 10 menit, kemudian kembali lagi ke Bandara Juata Tarakan. Waktu pengangkutan dari Bandara Juata Tarakan ke Bandara Yuvai Semaring dan kembali lagi ke Tarakan sekitar dua jam lebih 10 menit.
BACA JUGA:Kopi Unik Gunung Ciremai, Cita Rasa Nusantara Mendunia
Pertamina saat ini menggunakan tambahan dua pesawat untuk mengangkut BBM Satu Harga ke wilayah perbatasan Indonesia – Malaysia. Hal ini untuk menjaga kelancaran pendistribusian sehingga masyarakat di daerah pelosok tetap memperoleh BBM Satu Satu Harga. Harga pertalite Rp10.000 per liter sedangkan solar Rp6.800 per liter.
Masyarakat Krayan dapat menikmati BBM Satu Harga, sama dengan masyarakat lain di Indonesia. Hadirnya BBM Satu Harga di Indonesia sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, khususnya di daerah 3T. BBM Satu Harga telah diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 36 Tahun 2016 tentang Percepatan Pemberlakuan Satu Harga BBM.
Penambahan armada
Guna melancarkan distribusi BBM Satu Harga ke Krayan, Pertamina menambah armada angkutan udara dari satu pesawa menjadi dua pesawat, karena saat ini jalur satu – satunya yang bisa mengangkut BBM ke sana hanya menggunakan jalur udara.