Hendrya Sylpana

Rencana Impor Beras Tambahan, DPR Tekankan Optimalisasi Produksi Dalam Negeri

Ilustrasi beras premium--Freepik.com

BELITONGEKSPRES.COM - Dengan jumlah impor beras yang telah mencapai 3,5 juta ton pada tahun 2024, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menekankan perlunya kehati-hatian dalam menjalankan rencana ini agar langkah tersebut tepat sasaran dan tidak merugikan petani dalam negeri.

Anggota Komisi IV DPR dari FPKS, Riyono, menyarankan agar opsi impor tambahan sebesar 1 juta ton dipertimbangkan secara matang. Menurutnya, sebelum memutuskan impor, produksi dalam negeri harus dimaksimalkan dan penyerapan gabah petani harus berjalan optimal.

"Prediksi produksi beras nasional boleh saja, namun yang utama adalah upaya memaksimalkan produksi dalam negeri," kata Riyono dalam pernyataan resminya, Kamis, 31 Oktober 2024.

Riyono juga menyoroti penurunan produksi gabah yang terjadi akibat berkurangnya luas lahan produktif. Namun, ia meyakinkan bahwa penurunan ini masih dalam batas wajar yang dapat ditoleransi untuk kebutuhan nasional.

BACA JUGA:Otorita IKN Targetkan Pembangunan Gedung Legislatif dan Yudikatif Rampung 2028

BACA JUGA:Kemhan dan TAIS Shipyards Kolaborasi Bangun Kapal Cepat Rudal untuk TNI AL

"Penurunan masih dalam batas margin error yang bisa ditoleransi untuk kebutuhan dalam negeri," ujarnya. Ia menambahkan, "Jika akan impor, sebaiknya pastikan Bulog telah menyerap gabah petani secara maksimal. Jika belum, sebaiknya impor ditunda."

Di sisi lain, Ketua Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, memberikan dukungannya terhadap rencana impor beras ini. Menurut Arief, langkah ini juga perlu dilakukan mengingat adanya penurunan luas panen pada 2024, dari 10,21 juta hektare pada 2023 menjadi 10,05 juta hektare.

"Kami semua mendukung upaya peningkatan produksi dalam negeri," ujar Arief dalam wawancara pada Kamis, 31 Oktober 2024. (dis)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan