Hendrya Sylpana

Perlinsos, Ikhtiar Menaikkan Kelas Masyarakat Pra-Sejahtera

Menteri Sosial (Mensos) periode 2020--2024 Tri Rismaharini melihat langsung proses pembuatan bakpia di Krisna Oleh-oleh Nusantara, Kota Yogyakarta, Provinsi DIY, Jumat (31/5/2024). -Hana Kinarina-ANTARA

Selain melalui skema bansos, Kemensos juga memberikan perlindungan sosial kepada masyarakat pra-sejahtera melalui skema pemberdayaan sosial bernama Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (Pena).

Sejak diluncurkan pada November 2022, Pena telah menyasar ribuan KPM yang merupakan penerima bansos PKH, bansos BPNT/Kartu Sembako, Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi), dan bantuan lainnya.

Mensos (kala itu) Tris Rismaharini mengatakan skema pemberdayaan sosial melalui Pena bertujuan untuk memberdayakan sekaligus memandirikan para penerima bansos melalui pelatihan dan pemberian modal sehingga mereka dapat memiliki usaha produktif dengan penghasilan minimum di atas UMK.

Risma menilai banyak KPM berusia produktif. Setidaknya, ada lebih dari 5 juta KPM bansos berusia di bawah 40 tahun. Untuk itu, pihaknya berupaya menerapkan skema program yang komprehensif agar KPM mampu mandiri dan keluar dari garis kemiskinan.

BACA JUGA:Mengukir Kemandirian Energi Bersih di 'Telur Emas' Bali

Kemensos mengaku sulit mengatasi kemiskinan ekstrem dengan anggaran yang sangat terbatas hanya Rp450.000 per bulan karena itu harus melakukan terobosan.

Pemerintah menggunakan istilah graduasi bagi para KPM yang berhasil lepas dari kepesertaan bansos karena mampu berdaya dan mandiri lewat program Pena.

Pada tahun 2023, program Pena Kemensos telah menggraduasi 10.073 KPM, sedangkan sepanjang tahun 2024, pemerintah kembali mengentaskan 18.702 KPM.

Jadi, total tercatat sebanyak 28.775 KPM telah digraduasi dari kepesertaan bansos melalui Program Pena sepanjang 2023 hingga Mei 2024.

Kemensos juga ikut ambil bagian dalam melakukan pemberdayaan sosial di daerah 3T dan Komunitas Adat Terpencil (KAT).

Sepanjang tahun 2023, Kemensos telah memasang sarana air bersih, solar cell, community center, dan fasilitas lainnya di beberapa daerah di Indonesia. Bersamaan dengan pemberian fasilitas itu, Kemensos dan tim juga memberikan pelatihan serta modal usaha kepada komunitas di daerah 3T.

BACA JUGA:Asa Pekerja Migran RI di Malaysia dari Kabinet Merah Putih

Misalnya, pemberian bibit babi bagi kelompok masyarakat di Wamena, Papua, pemberdayaan kelompok tenun di Wini, NTT, serta pelatihan pengolahan hasil laut di Sebatik, Kalimantan Utara.

Cegah penyelewengan

Dengan alokasi dana perlinsos yang demikian besar, pembaruan data secara berkala dan transparansi proses penyaluran menjadi kunci guna mencegah penyelewengan dana tersebut, khususnya bansos.

Sederet tantangan yang harus diatasi ialah mencakup pembaruan dan akurasi data, penargetan sasaran, kerentanan, transparansi, dan akuntabilitas, mengingat krisis ekonomi, resesi, bahkan pandemi akan sangat mungkin terjadi lagi di masa mendatang.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan