Hendrya Sylpana

Mengukir Kemandirian Energi Bersih di 'Telur Emas' Bali

Petugas memeriksa dan mencatat serapan energi panas pada panel Surya PLTS di Desa Suana, Pulau Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali, Selasa 22 Oktober 2024. -Dewa Ketut Sudiarta Wiguna-Antara

BALI - Kepulauan Nusa Penida yang terletak di Kabupaten Klungkung, Bali, memiliki topografi berbukit dengan karakteristik daerah yang tandus dan cuaca yang lebih panas. Pulau-pulau yang berada di tenggara Bali ini biasanya menjadi yang terakhir merasakan musim hujan dibandingkan dengan daerah lain di Pulau Dewata.

Menurut prakiraan dari Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, musim hujan di Nusa Penida diperkirakan baru akan dimulai pada Desember 2024. 

Namun, cuaca panas di kepulauan yang terdiri dari Pulau Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan ini justru menjadi berkah, karena menyimpan potensi energi yang melimpah.

Selain itu, wilayah perbukitan yang memiliki tebing kapur serta potensi wisata bahari menjadikan ketiga pulau yang dijuluki "Telur Emas" Bali ini sebagai salah satu destinasi wisata favorit baik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara dalam beberapa tahun terakhir. 

BACA JUGA:Asa Pekerja Migran RI di Malaysia dari Kabinet Merah Putih

Nusa Penida semakin dikenal setelah beberapa destinasi ikoniknya viral di media sosial, serta suasananya yang tenang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelancong yang ingin berlibur setelah pandemi Covid-19.

Urgensi PLTS

Potensi energi matahari di Nusa Penida dimanfaatkan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) melalui anak usahanya, PT PLN Indonesia Power, untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). 

Keputusan ini diambil karena infrastruktur yang menghasilkan energi bersih sangat diperlukan oleh masyarakat untuk mendukung perkembangan pariwisata yang ramah lingkungan di Nusa Penida.

Kebutuhan listrik di kawasan ini terus meningkat seiring dengan tumbuhnya aktivitas pariwisata di tiga pulau berpenghuni yang memiliki luas sekitar 210 kilometer persegi. 

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Klungkung mencatat bahwa rata-rata kunjungan wisatawan ke Nusa Penida mencapai sekitar 5.000 hingga 6.000 orang per hari.

BACA JUGA:Memaknai Sekolah Berkualitas

Data ini juga didukung oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Benoa, yang mencatat bahwa pergerakan penumpang yang menyeberang ke Pulau Nusa Penida rata-rata mencapai 6.000 orang per hari dari Pelabuhan Sanur, Kota Denpasar.  Sebanyak 70 persen dari penumpang yang menyeberang adalah wisatawan mancanegara, sementara sisanya berasal dari domestik.

Jumlah ini belum termasuk penumpang yang menyeberang melalui Pelabuhan Kusamba di Kabupaten Klungkung dan Pelabuhan Padangbai di Kabupaten Karangasem. 

Oleh karena itu, jika tidak ada inovasi dalam bidang energi, kapasitas listrik yang ada saat ini untuk menyuplai ketiga pulau tersebut akan semakin terbatas, yang dapat mengakibatkan pemadaman listrik secara berkala atau "byar-pet" (mati hidup)

Suplai Energi Bersih

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan