Hendrya Sylpana

Kemenkop UKM Fasilitasi Pelatihan dan Jaringan Bisnis pada 16 Ribu Usaha Mikro

Ilustrasi - Perajin menyelesaikan pembuatan kotak tisu berbahan limbah kerang di rumah Cuts Kreative Company Medan, Sumatera Utara, Selasa (8/10/2024). ANTARA FOTO/Yudi Manar/YU--

BELITONGEKSPRES.COM - Deputi Bidang Usaha Mikro di Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM), Yulius, mengungkapkan bahwa antara tahun 2021 dan 2024, Kemenkop UKM telah memberikan pelatihan dan pendampingan kepada 16.785 pelaku usaha mikro.

Dalam sebuah konferensi pers di Jakarta pada hari Selasa, Yulius menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan keterampilan manajerial, pemasaran, produksi, dan keuangan para pelaku usaha mikro. 

Selain itu, program ini bertujuan untuk memberikan dukungan intensif kepada usaha mikro agar mereka dapat terhubung dengan mitra bisnis dan pemangku kepentingan lainnya.

Kemenkop UKM juga telah melatih 920 pelaku usaha mikro terpilih untuk menjalani pendampingan intensif selama enam bulan. Pendampingan ini dilakukan melalui metode daring dan tatap muka, bekerja sama dengan berbagai universitas seperti Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, dan Yayasan Pendidikan Kampus Umar Usman.

BACA JUGA:Pemerintah Tambah Kuota FLPP 2024, BP Tapera Siap Penuhi Kebutuhan Perumahan

BACA JUGA:Kemenkop UKM Targetkan 4 Persen Pelaku UMKM Miliki NIB Setiap Tahun

Yulius menambahkan bahwa program ini telah membawa dampak signifikan bagi pertumbuhan bisnis para pelaku usaha mikro. Setelah mengikuti program, omzet bisnis rata-rata meningkat sebesar 36 persen, dan jumlah tenaga kerja bertambah sebesar 23 persen.

Salah satu fokus utama program ini adalah memperluas jaringan bisnis pelaku usaha mikro melalui inisiatif "Bridging Kerja Sama Bisnis". 

Tujuannya adalah untuk menghubungkan pelaku usaha mikro dengan berbagai pihak dalam ekosistem bisnis. Dengan demikian, mereka diharapkan dapat mengakses pasar yang lebih luas, mendapatkan dukungan finansial, dan meningkatkan daya saing.

Pada tahun 2023, sebanyak 133 pelaku usaha mikro berhasil menjalin kemitraan dengan 114 mitra bisnis dan pemangku kepentingan, termasuk perusahaan besar seperti Krishna, Hamzah Batik, Yomart, Evermos, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Dekranasda Bandung, Transmart, Indomaret, dan Alfamart. 

BACA JUGA:PT Tata Metal Lestari Melakukan Ekspor Perdana BJLAS dengan Break Bulk Shipment

BACA JUGA:Basuki Hadimuljono: Total Investasi di IKN Capai Rp58,4 Triliun Selama Masa Jokowi

Selain itu, 37 pelaku usaha mikro juga berhasil memperoleh pembiayaan dari berbagai lembaga keuangan, seperti BRI, Pegadaian, CIMB Niaga, dan DBS. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan