Gudang Litium dan Ambisi Indonesia Menjadi Raja Baterai EV

Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Presiden Zimbabwe Kembo Dugish Campbell Muleya Mohadi di sela-sela High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) dan Indonesia-Africa Forum (IAF) Ke-2 di Nusa Dua, Badung, Bali--

Kalimat-kalimat pujian kepada Indonesia pun meluncur dengan lancar dari bibir Mohadi kala menyampaikan pidatonya.

BACA JUGA:Ambisi Indonesia Pacu Dekarbonisasi Secara Global

Bagi Zimbabwe, Indonesia adalah teladan dalam sektor pertambangan, terutama pada hilirisasi mineral hasil tambang. Pengalaman Indonesia dalam melakukan hilirisasi nikel menjadi inspirasi dan edukasi bagi negara-negara di Afrika.

Hadirnya nilai tambah akibat hilirisasi nikel di Indonesia memantik keinginan Zimbabwe untuk melakukan hal yang serupa terhadap litium yang ia hasilkan. Dengan harapan, nilai jual litium yang selama ini mereka ekspor mentah dapat meningkat nilai tambahnya.

Terlebih, sektor pertambangan merupakan tulang punggung dari pertumbuhan perekonomian Zimbabwe. Kontribusi sektor pertambangan pada penerimaan Zimbabwe melalui ekspor mencapai 60 persen.

Oleh karena itu, Mohadi menggelar karpet merah kepada Indonesia yang berniat untuk melakukan kerja sama di bidang penambangan litium guna mewarisi semangat hilirisasi.

Sebuah kerja sama yang dilandasi oleh prinsip kesetaraan dan keinginan untuk menciptakan ekosistem industri baterai EV, khususnya yang berbasis litium.

BACA JUGA:Mata Air Keberagaman Budaya dan Identitas Manusia (Catatan Perjalanan Program AFS 2024)

Selaras dengan keinginan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan turut membakar semangat negara-negara Afrika.

“Kalau Indonesia bisa, maka Afrika juga bisa,” ujarnya yang merujuk pada keberhasilan Indonesia dalam melakukan hilirisasi.

Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, menempati posisi kedua terbesar untuk cadangan timah, serta penghasil bauksit dan tembaga.

Menurut Luhut, membantu negara-negara di Afrika melakukan hilirisasi litium dapat menjadi kepingan puzzle yang menyempurnakan desain pembangunan ekosistem industri baterai EV.

Kepentingan antara Indonesia dan Zimbabwe telah bertemu, terjalin, dan kini tinggal menanti Pemerintah menuangkannya pada nota kesepahaman yang disepakati oleh kedua belah pihak.

BACA JUGA:Peran Kemenkeu dalam Regional Chief Economist dan Financial Advisor

Luhut menjamin bahwa kerja sama yang terjalin akan bersifat setara. Indonesia tak akan menjadi mitra yang mendikte, tidak pula menempatkan diri sebagai sosok yang lebih dominan. Kerja sama itu nantinya akan membawa semangat Selatan-Selatan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan