Melihat Transisi Energi di China Bagian Timur

Tangki gas alam cair milik CNOOC Yancheng "Green Energy Port" di Yancheng Binhai Port Industrial Park, Distrik Yancheng, Provinsi Jiangsu, China pada 27 Agustus 2024. ANTARA/Desca Lidya Natalia--

Pada saat yang sama, energi dingin yang dihasilkan dari proses pengolahan gas alam mentah menjadi energi dapat dipasok ke pabrik makanan kering beku, logistik rantai dingin, permainan es dan salju serta lainnya.

CNOOC Yancheng "Green Energy Port" pertama melakukan bongkar muat kapal gas alam pada 26 September 2022 dan pada 16 Desember 2022 pertama kali memasok listrik dari "energi dingin" melalui jaringan pipa ke wilayah China bagian timur.

BACA JUGA:Mewujudkan Indonesia Layak Anak Lewat Pemberian Nutrisi Adekuat

"Untuk gas alam mentah, sebagian besar kami impor dari Qatar," kata staf bagian operasional CNOOC Yancheng "Green Energy Port" Wang Yang.

Wang juga mengatakan bahwa pangkalan tersebut tidak selalu menyuplai sumber energi untuk pembangkit listrik karena semuanya tergantung pada kebutuhan masyarakat atas listrik.

"Saat musim panas, misalnya, sumber energi lebih banyak dari tenaga angin atau air, bila musim dingin kami bisa lebih banyak menyuplai listrik maupun energi dingin," ungkap Wang.

Sedangkan saat ANTARA mengunjungi "Dafeng Port Zero-Carbon Industrial Park" seluas 30 km persegi di distrik Dafeng, direktur Jiangsu Carbon Intelligence Operation Management Co., Ltd. Han Yaxi yang menjadi pengelola lokasi tersebut mengatakan operasionalisasi kawasan mengikuti apa yang sudah diterapkan di Uni Eropa (UE) yang menggabungkan pembangkit listrik swasta dan industri manufaktur.

BACA JUGA:Menatap Masa Depan Energi Surya di Indonesia

"Namun sesuai aturan pemerintah, kami tidak boleh memasarkan listrik secara langsung kepada masyarakat, jadi kami tetap harus menjual ke perusahaan listrik milik negara dari listrik yang kami hasilkan di sini," kata Han Yaxi.

Namun, Yan menolak untuk menjelaskan secara detail bagaimana pemerintah provinsi Jiangsu, khususnya distrik Yancheng dapat membiayai transisi energi dengan menggunakan teknologi canggih dan sumber energi baru mana yang paling ekonomis untuk masyarakat saat ini.

"Saya tidak bisa menyampaikan banyak hal untuk umum saat ini, kami belum sepenuhnya operasional," jawab Han saat ANTARA menyampaikan pertanyaan.

Yancheng sendiri adalah daerah pesisir yang punya garis pantai sepanjang 582 kilometer dan sudah memiliki lahan tempat kincir angin dan panel surya seluas 30 ribu hektare sebagai sumber energi baru.

BACA JUGA:IKN, Tantangan dan Peluang Pusat Pemerintahan Masa Depan Indonesia

Saat ini, kapasitas terpasang pembangkit listrik energi baru di Yancheng adalah 15,33 juta kw/jam dimana kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai menyumbang sekitar sepersepuluh dari tenaga angin di dunia dan seperlima dari pembangkit listrik energi baru di China.

Khusus di distrik Binhai, kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga angin adalah sebesar 2,415 juta kw dan kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga surya 373 ribu kw yang dapat menyediakan 9 miliar kW/jam listrik ramah lingkungan setiap tahunnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan