Fengshui, Ilmiah atau Takhayul?

Ilustrasi fengshui (ANTARA/Shutterstock)--

Energi Positif

Fengshui sendiri dipercaya memiliki peta, dalam hal memetakan energi positif dan negatif dilihat dari tools-nya. Tools imperial dan classical fengshui juga berbeda.

Ada tiga cara untuk memperbaikinya peta tersebut. Cara pertama, dengan mengubah struktur bangunan. Pintu yang salah harus diperbaiki. Begitu juga kasur, kompor, dan meja kerja perlu diperbaiki.

BACA JUGA:Memahami Penyelesaian Sengketa dan Penanganan Pelanggaran Pilkada

Cara kedua ialah dengan menambahkan hiasan agar dapat menyaring energi negatif. Hiasan ini bisa berupa lukisan, klepot (pot tanah lihat), dan hiasan besi.

Penambahan ornamen hiasan rumah ini akan menyaring energi negatif yang masuk ke rumah. Namun ini tidak dapat menyelesaikan masalah 100 persen. Hanya berfungsi meredam hingga 70 persen.

Cara ketiga adalah dengan memiliki Imperial Fengshui. Cara ini paling efektif tanpa harus menggunakan dua cara sebelumnya. Hal inilah yang banyak digunakan oleh para kaisar pada zaman Dinasti Qing dengan menempatkan berbagai kristal di istana kerajaan.

Kristal fengshui ini sudah digunakan sejak tahun 1612. Artinya, ini sudah digunakan sejak lama dan sudah terbukti sampai saat ini. Peninggalan Kaisar Qianlong bahkan sudah hampir sulit ditemukan di pasaran.

BACA JUGA:MPLS dan Membangun Budaya Sains pada Siswa

Artinya, mereka yang paham fengshui rela mengeluarkan uang miliaran rupiah untuk membeli kristal yang dipercaya sudah teruji manfaat positifnya.

Bagi sebagian orang yang percaya, imperial fengshui ini menjadi investasi seumur hidup yang bisa turunkan hingga anak cucu. Dianggap tidak terkendala akan umur seperti rumah yang membutuhkan perubahan setiap 20 tahun sekali.

Pada prinsipnya fengshui memang bisa berpengaruh terhadap kehidupan. Namun yang jelas pengetahuan tentang fengshui membudayakan masyarakat agar hidup tertib, bersih, tepat waktu, dan menjaga kesehatan.

Fengshui juga bukan semata rekayasa ketahayulan seperti yang sering dikatakan sebagian orang yang tidak memahaminya.

BACA JUGA:Pentingnya Skrining untuk Deteksi Dini Penyakit

Tetapi mengambil manfaat dari ilmu-ilmu yang diwariskan secara turun-temurun juga tak ada salahnya terutama jika hal itu dapat dijelaskan secara ilmiah dan masuk dalam logika berpikir manusia.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan