Efek Samping Berbahaya Kecubung: Alasan Penggunaan Obat Tradisional Ini Dilarang
Ilustrasi dari buah kecubung (Datura Metel) di atas pohon yang kini dilarang penggunaannya sebagai obat tradisonal karena beracun--(ANTARA/Pixabay-Akumarphotos)
BELITONGEKSPRES.COM - Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional Jamu Indonesia (PDPOTJI) mengumumkan bahwa kecubung sudah tidak dianjurkan sebagai obat tradisional karena efek sampingnya yang berbahaya.
"Penggunaan kecubung sebagai obat tradisional kini tidak direkomendasikan dan dikategorikan sebagai tanaman beracun," ujar Ketua PDPOTJI Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si di Jakarta, Senin 15 Juli 2024.
Terkait insiden keracunan kecubung yang terjadi di Kalimantan Selatan, Inggrid menjelaskan bahwa sebelumnya, beberapa bagian tanaman kecubung memang sering digunakan dalam pengobatan tradisional sehari-hari.
Tanaman yang berbentuk seperti terompet ini dulu kerap digunakan untuk menambah stamina dan meredakan nyeri pada bagian tubuh tertentu.
BACA JUGA:Lada Putih Muntok Babel Dipamerkan di Jenewa Swiss, Langkah Promosi ke Pasar Dunia
BACA JUGA:Pendaftaran CPNS 2024 Ditunda hingga Juli-Agustus: Ini Penyebabnya
Misalnya, daun kecubung yang diremas dan ditempelkan di kulit untuk mengatasi pegal linu, atau di dahi untuk meredakan sakit kepala.
Namun, efek samping kecubung tidak bisa diabaikan. Penggunaannya dapat menyebabkan halusinasi, peningkatan gairah seksual secara tiba-tiba, gangguan denyut jantung, bahkan kematian.
"Efek dan durasinya bisa berbeda pada setiap orang. Meskipun tidak diminum dan hanya ditempel, kecubung bisa menimbulkan efek psikoaktif pada beberapa orang. Ini sangat berbahaya," jelas Inggrid.
Karena itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melarang peredarannya. Kini, kecubung hanya bisa ditemukan di area hutan atau sebagai tanaman hias karena bunganya yang indah berwarna putih atau ungu.
BACA JUGA:Cara Efektif Memakai Parfum agar Wangi Tahan Sepanjang Hari
BACA JUGA:Pilihan Minuman Sehat Bagi Pengidap Asam Lambung untuk Mencegah Kambuh
Inggrid mengimbau masyarakat untuk tidak mengonsumsi kecubung atau membuat ramuan dari buah tanaman ini guna menghindari efek berbahaya dari zat skopolamin yang terkandung di dalamnya.
Ia juga meminta pemerintah melakukan kajian mendalam dan membuat regulasi khusus tentang kecubung, mengingat kasus keracunan yang baru-baru ini terjadi sudah menelan korban jiwa.