Bank Danamon Berikan Saran dan Tips Investasi di Tengah Pelemahan Nilai Mata Uang
Nilai Mata Uang Melemah, Danamon Berikan Saran dan Tips Investasi-disway.id/Bianca Chairunisa---
JAKARTA - BELITONGEKSPRES.COM, Sebagai institusi, PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) secara konsisten menawarkan solusi finansial yang sesuai dengan kebutuhan nasabah, terutama dalam rangka membangun masa depan finansial mereka.
Komitmen ini tercermin dalam acara "Investasi 101: Membangun Masa Depan Finansial Anda" yang diselenggarakan di Menara Danamon, Jakarta, pada Rabu 8 Mei.
Dalam acara tersebut, Ivan Jaya, Head Consumer Funding & Wealth Business, memberikan beberapa alasan mengapa penting untuk memulai investasi sejak usia muda.
Menurut Ivan, salah satu penyebab dari pelemahan nilai mata uang rupiah adalah kurangnya minat masyarakat dalam negeri untuk berinvestasi. Hal ini menyebabkan mata uang melemah ketika investor asing menarik investasinya.
"Ketika investor asing mencairkan dividennya, menukarnya menjadi dolar AS, lalu menariknya keluar dari Indonesia karena Indonesia sedang lagi tidak mengelola investasi akibat libur Lebaran misalnya, nanti akibatnya apa? Nilai mata uang melemah kan," ujar Ivan.
BACA JUGA:Pajero Sport dan XPander Cross Elite Limited Edition Resmi Meluncur, Simak Apa Saja yang Beda
BACA JUGA:Bank Mandiri Kembali Meraih Penghargaan Bank Pelat Merah Terbaik Raih Versi Vorbes
Ivan juga menambahkan bahwa investasi merupakan salah satu faktor penting dalam melawan inflasi. Ini karena investasi dapat membantu mengurangi dampak penurunan nilai mata uang akibat inflasi.
"Fungsi berinvestasi sangat penting untuk mengalahkan inflasi. 20 tahun terakhir ini inflasi tahunan mencapai 5,68 persen. Kalau menyimpan kekayaan di deposito, nilainya akan berkurang 1,04 persen," kata Ivan.
Selain itu, Ivan menambahkan bahwa ada tiga sikap yang harus dihindari oleh para calon investor sebelum berinvestasi.
Sikap pertama adalah "Herding Behaviour" atau perilaku "ikut-ikutan", di mana investor membuat keputusan berdasarkan tindakan orang lain, bukan berdasarkan analisis yang mendalam.
Kedua adalah menghindari memiliki ekspektasi yang tidak realistis. Ivan menekankan bahwa tidak ada jalan pintas untuk menjadi kaya, dan janji keuntungan tinggi tanpa risiko sering kali merupakan indikasi dari penipuan atau skema Ponzi.
BACA JUGA:Pemerintah Akan Subsidi BBM Pengganti Pertalite, Luhut Ungkap Kriteria Penerimanya
BACA JUGA:Mendag Izinkan Pekerja Migran Mengambil Barang yang Tertahan di Bea Cukai