Iran Ancam Tutup Selat Hormuz, Harga Minyak Dunia Bakal Tembus USD 100 per Barel
Ilustrasi kilang minyak-Istimewa-Jawapos
BELITONGEKSPRES.COM - Ketegangan geopolitik kembali memuncak setelah Iran secara terbuka mengancam akan menutup Selat Hormuz, salah satu jalur vital pengiriman minyak dan gas dunia. Ancaman ini muncul sebagai respons terhadap serangan udara Amerika Serikat ke sejumlah fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan.
Penutupan Selat Hormuz Masih Tunggu Persetujuan Final
Langkah penutupan Selat Hormuz sudah disepakati oleh parlemen Iran. Namun, realisasinya masih menunggu lampu hijau dari Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, lembaga tertinggi dalam pengambilan keputusan strategis negara tersebut.
Jika ancaman itu diwujudkan, dunia akan menghadapi krisis energi serius. Selat Hormuz merupakan jalur transit sekitar dua pertiga ekspor minyak dunia, dan menjadi titik strategis dalam rantai pasok energi global.
BACA JUGA:Ketegangan Memuncak: Rusia Sebut Ada Negara Siap Pasok Senjata Nuklir ke Iran
BACA JUGA:Iran Ancam Serang Negara yang Pasok Senjata ke Israel, Tegaskan Siap Lawan Koalisi Militer
Harga Minyak Diprediksi Melonjak Tajam
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, memperingatkan bahwa harga minyak mentah global berpotensi meroket hingga di atas USD 100 per barel apabila Iran benar-benar menutup Selat Hormuz.
“Kalau kemudian Iran menutup (Selat Hormuz), maka harga minyak bisa melonjak di atas USD 100 per barel,” ujar Fahmy saat dihubungi JawaPos.com, Senin 23 Juni.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa penutupan selat akan berdampak besar terhadap kelancaran distribusi minyak global. Eskalasi konflik pun bisa semakin memperparah situasi, apalagi jika negara-negara produsen minyak lainnya ikut terseret dalam konflik.
Iran Masih Hitung Dampak Ekonomi Internal
Meskipun retorika politik Iran terdengar keras, Fahmy memperkirakan pemerintah Iran tidak akan gegabah. Keputusan menutup Selat Hormuz disebutnya akan dikaji secara matang karena juga membawa risiko ekonomi internal yang cukup besar bagi Iran sendiri.
BACA JUGA:Perjudian Berbahaya Donald Trump di Iran, Dunia di Ambang Perang
BACA JUGA:97 WNI Berhasil Dievakuasi dari Iran Lewat Azerbaijan, Perjalanan Lancar dan Aman
“Pengalaman sebelumnya, Iran tidak serta-merta menutup selat karena secara ekonomi akan merugikan. Kecuali situasinya sudah mendesak,” jelasnya.
Dampak Langsung: Harga Minyak Sudah Naik 8–10 Persen
Kendati belum ada tindakan nyata dari Iran, efek domino dari serangan udara AS telah terasa. Harga minyak mentah global mengalami kenaikan awal sebesar 8–10 persen, mengikuti pola yang pernah terjadi saat konflik serupa di masa lalu.
“Kalau asumsinya serangan AS hanya parsial dan tidak berlanjut, maka kenaikan maksimal harga minyak berkisar antara 8–10 persen,” tambah Fahmy. (jawapos)