Pentingnya Sikap Nasionalisme Dikalangan Pelajar
Ade Kurniawan, Dok Pribadi--
Nasionalisme?, berbicara tentang nasionalisme maka kita akan berbicara tentang sebuah kesetiaan. Nasionalisme dapat diartikan sebagai suatu paham yang menganggap bahwa kesetiaan tertinggi atas setiap pibadi harus diserahkan kepada negara kebangsaan atau nation state. Atau dapat juga diartikan sebagai suatu sikap mental dan tingkah laku individu maupun masyarakat yang menunjukkan adanya loyalitas dan pengabdian yang tinggi terhadap bangsa dan negaranya. Lalu apa pentingnya nasionalisme bagi kita?
Sikap nasionalisme menjadi poin penting dalam membangun bangsa Indonesia untuk bisa menjadi bangsa yang maju, bangsa yang modern, bangsa yang aman dan damai, serta adil dan sejahtera. Bangsa Indonesia mencapai puncak kejayaannya sejak Ir. Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Dimana sebelumnya para pejuang bersatu dari Sabang sampai Marauke untuk membebaskan diri dari penjajahan, karena penjajahan bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan menganggap manusia tidak memiliki derajat yang sama. Kemerdekaan bisa terwujud karena para pejuang memiliki sikap nasionalisme yang tinggi.
Namun, bagaimana dengan kondisi yang terjadi saat ini? Ketika kita melihat kondisi yang terjadi di Indonesia saat ini, kurangnya semangat nasionalisme menjadi momok yang melanda bangsa Indonesia. Karena tanpa adanya semangat nasionalisme, bangsa Indonesia bisa kehilangan kekayaan budaya, kekayaan alam, kekayaan sejarah, serta identitas nasional bangsa yang melekat pada negara Indonesia. Kurangnya semangat nasionalisme yang melanda Indonesia bukan hanya pada kaum tua melainkan juga pada kaum muda seperti kalangan pelajar. Seharusnya sebagai seorang pelajar yang menjadi generasi penerus bangsa dan kader pemimpi dimasa mendatang, harus memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.
BACA JUGA:Mengawal Suara Rakyat Demi Pemilu Berkualitas
BACA JUGA:Sekali Lagi Tentang Urgensi Perpres
Namun seketika fakta dan realita berbicara lain, tentang bagaimana rasa nasionalisme dikalangan pelajar pada saat ini, yang bisa dikatakan masih kurangnya rasa nasionalisme pada jati diri mereka. Seharusnya dalam kehidupan sebuah bangsa, pelajar memiliki peran penting dalam membangun peradaban. Sebagaimana tertulis dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia peran besar pemuda dalam perjuangan kemerdekaan yang tak kenal lelah. Pelajar tidak selalu identik dengan kekerasan dan anarkisme tetapi lebih kepada daya pikir revolusionernya yang menjadi kekuatannya. Sebab, dalam mengubah tatanan lama budaya bangsa dibutuhkan pola pikir terbaru. Perkembangan pemikiran pemuda Indonesia mulai terekam jejaknya sejak tahun 1908 dan berlangsung hingga sekarang.
Peranan pelajar dalam kehidupan masyarakat, kurang lebih sama dengan peran warga yang lainnya di masyarakat. Pelajar mendapat tempat yang istimewa karena mereka dianggap kaum revolusioner yang sedang mencari peran dalam tatanan sosial, dimana suatu saat nanti mereka akan mendapatkan peran dan menuangkan ide-idenya untuk diaplikasikan ke masyarakat. Kalangan pelajar sekarang sangat berbeda dengan generasi terdahulu dari segi pergaulan atau sosialisasi, cara berpikir, dan cara menyelesaikan masalah. Pelajar zaman dahulu lebih berpikir secara rasional dan jauh kedapan. Dalam arti, mereka tidak asal dalam berpikir maupun bertindak, tetapi mereka merumuskannya secara matang dan mengkajinya kembali dengan melihat sebab akibat yang akan timbul dari berbagai aspek. Namun pada zaman sekarang peranan pelajar dalam sosialisasi bermasyarakat menurun drastis. Mereka lebih mengutamakan kesenangan pribadi dan lebih sering bermain-main dalam kelompoknya.
Faktor penyebab memudarnya sikap nasionalisme
BACA JUGA:Kesehatan 6.0
BACA JUGA:Sekali Lagi Tentang Urgensi Perpres
Sikap nasionalisme bisa saja memudar karena disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan juga faktor eksternal. Faktor internal antara lain: pemerintah pada zaman reformasi yang jauh dari harapan sehingga membuat meraka kecewa pada kinerja pemerintahan saat ini. Sikap keluarga dan lingkungan sekitar yang tidak mencerminkan sikap nasionalisme, demokrastisasi yang melewati batas etika dan sopan santun, tertinggalnya Indonesia dengan negara-negara lain sehingga membuat para pelajar tidak bangga lagi menjadi bangsa Indonesia, serta timbulnya etnosentrisme yang lebih mengagungkan daerah atau sukunya daripada persatuan bangsa.
Sedangkan faktor eksternal diantaranya cepatnya arus globalisasi yang berimbas pada moral pelajar. Mereka lebih memilih kebudayaan negara lain dibandingkan dengan kebudayaan sendiri. Misalnya mereka lebih memilih menggunakan pakaian-pakaian minim yang mencerminkan kebudayaan bangsa barat, banyak pelajar dikuasai oleh narkoba dan minum-minuman keras sehingga merusak martabat bangsa Indonesia. Selain itu paham liberalisme yang dianut oleh negara-negara barat yang memberikan dampak pada kehidupan bangsa, misalnya sikap individualisme yang hanya memikirkan diri sendiri tanpa memperhatikan keadaan sekitar dan sikap acuh tak acuh pada pemerintah, serta semakin hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri. Sebab, sudah semakin banyaknya produk luar negeri baik berupa makanan, pakaian, dan sebagainya yang membanjiri dunia pasar di Indonesia.
Pentingnya sikap nasionalisme
Sikap nasionalisme sangat penting bagi pelajar untuk melawan dampak buruk globalisasi yang terjadi saat ini. Kalangan pelajar sekarang ini adalah masa depan bagi bangsa Indonesia. Mereka akan menjadi pemimpin bangsa beberapa tahun kemudian. Tidak dapat dibayangkan bangsa Indonesia kedepannya apabila pelajar terhanyut dalam dampak buruk globalisasi.