Menko Airlangga: Daya Beli dan Manufaktur Tumbuh Positif di Ramadhan 2025
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Jakarta, Rabu (5/3/2025)-Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian-ANTARA/HO
Upaya ini juga diperkuat dengan operasi pasar oleh Perum Bulog dan BUMN pangan guna memastikan stabilitas harga serta ketersediaan bahan pokok, seperti minyak goreng, gula konsumsi, daging kerbau beku, dan beras dengan harga lebih terjangkau dibandingkan harga eceran tertinggi (HET).
Airlangga menambahkan bahwa pemerintah terus menghadirkan berbagai insentif ekonomi untuk mempercepat pertumbuhan, seperti diskon tarif listrik, insentif PPN DTP untuk sektor properti dan kendaraan listrik, serta insentif PPh DTP bagi sektor padat karya.
Untuk mendukung sektor usaha, pemerintah menargetkan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp55,4 triliun hingga akhir Maret 2025, dengan prioritas pada sektor pertanian, perdagangan, dan manufaktur guna memperkuat UMKM serta transformasi digital.
Sektor manufaktur menunjukkan performa positif, dengan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Februari 2025 mencapai level 53,6, lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang berada di angka 51,9, sekaligus menjadi pencapaian tertinggi dalam 11 bulan terakhir.
Kenaikan ini didorong oleh peningkatan pesanan domestik menjelang HBKN Ramadhan dan Idul Fitri, yang mendorong peningkatan produksi serta penyerapan tenaga kerja di sektor manufaktur.
BACA JUGA:BEI dan OJK Tangani Proses Delisting Sritex Terkait Perubahan Status Terbuka Menjadi Tertutup
BACA JUGA:Prabowo Undang Sri Mulyani ke Istana, Bahas APBN 2026 dan THR ASN 2025
Airlangga juga menyatakan bahwa kepercayaan pelaku industri terus meningkat, dengan optimisme terhadap pertumbuhan produksi mencapai level tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
Tren positif ini sejalan dengan peningkatan PMI Manufaktur ASEAN, yang naik ke level ekspansi 51,5 pada Februari 2025 dari 50,4 di Januari 2025.
Beberapa negara ASEAN lainnya juga menunjukkan perbaikan di sektor manufaktur, seperti Myanmar (48,5 dari 47,4), Thailand (49,6 dari 50,6), Malaysia (49,7 dari 48,7), dan Vietnam (49,2 dari 48,9). Sementara itu, Filipina mengalami penurunan dari 52,3 menjadi 51,0, namun tetap berada dalam kategori ekspansi.
Meski demikian, Airlangga menegaskan bahwa antisipasi terhadap penurunan aktivitas manufaktur pada bulan berikutnya tetap menjadi perhatian utama di tengah berbagai isu penting pada beberapa perusahaan sektor manufaktur. (antara)