Tumbuh 10,3 Persen: BNI Salurkan Kredit Rp749,8 Triliun pada Awal 2025
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar-BNI-ANTARA
BELITONGEKSPRES.COM - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menunjukkan awal tahun yang solid dengan pertumbuhan kredit yang kuat.
Pada Januari 2025, penyaluran kredit BNI mencapai Rp749,8 triliun, meningkat 10,3 persen secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp679,9 triliun pada Januari 2024. Capaian ini mencerminkan komitmen BNI dalam mendorong ekspansi bisnis yang berkelanjutan.
Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, menegaskan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari strategi keuangan yang matang dan disiplin dalam pengelolaan portofolio.
"Fundamental BNI tetap solid, terbukti dari pertumbuhan laba dan kredit yang konsisten sepanjang 2024 hingga awal 2025. Kami optimis strategi ekspansi yang kami terapkan akan semakin memperkuat posisi BNI dalam industri perbankan nasional," ujar Royke dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat.
BACA JUGA:Ribuan Karyawan Sritex Kehilangan Pekerjaan, DPR Desak Pemerintah Beri Solusi
BACA JUGA:Pertamina dan ESDM Pastikan Tidak Ada Penurunan Kualitas Pertamax
Dari sisi profitabilitas, BNI mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 9,7 persen yoy, naik dari Rp1,48 triliun pada Januari 2024 menjadi Rp1,63 triliun pada Januari 2025.
Selain ditopang oleh pertumbuhan kredit, peningkatan ini juga berasal dari kenaikan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang naik dari Rp3,12 triliun menjadi Rp3,17 triliun.
BNI terus mengutamakan pertumbuhan kredit yang berkualitas dengan fokus pada segmen berisiko rendah. Kredit korporasi mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 17 persen yoy, sementara kredit konsumer meningkat 14 persen yoy. Pengelolaan portofolio yang disiplin juga membantu BNI menjaga kualitas aset dengan credit cost sebesar 1 persen pada Januari 2025.
Lebih lanjut, tekanan terhadap net interest margin (NIM) mulai berkurang dibandingkan akhir 2024, didukung oleh kondisi makro yang lebih menguntungkan.
Tren penurunan imbal hasil (yield) SRBI dan potensi tambahan likuiditas dari penerapan aturan devisa hasil ekspor (DHE) yang harus ditempatkan di perbankan dalam negeri turut memberikan dampak positif bagi BNI.
BACA JUGA:Sritex Resmi Tutup Per 1 Maret, 10.965 Karyawan Terkena PHK Massal
BACA JUGA:Indonesia Ekspor 351 Ton Kratom ke AS dan Eropa, Nilai Capai Rp 17,4 Miliar
Dari sisi kebijakan dividen, BNI berencana mengusulkan dividend payout ratio yang lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 26 Maret 2025. Tahun lalu, perseroan telah membagikan dividen sebesar 50 persen dari laba bersih tahun buku 2023.