Penelitian Menunjukkan Berjalan Kaki Selama 30 Menit Bawa Perubahan Signifikan pada Tubuh

Ilustrasi, jalan kaki--freepik

BELITONGEKSPRES.COM - Berjalan kaki, meskipun dianggap sebagai olahraga sederhana dan berdampak rendah, memiliki manfaat luar biasa bagi kesehatan tubuh dan pikiran. Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang tampak sepele seperti berjalan kaki dapat membawa perubahan signifikan, bahkan jika dilakukan hanya dalam durasi singkat.

Mengutip laporan dari Time of India (16 Januari), berjalan kaki adalah bentuk olahraga paling mudah diakses oleh semua orang, kapan saja, dan di mana saja. Aktivitas ini tidak memerlukan biaya besar atau peralatan khusus, menjadikannya pilihan ideal untuk memulai perjalanan menuju gaya hidup sehat.

Dr. Andrew Freeman, Direktur Pencegahan dan Kesehatan Kardiovaskular di National Jewish Health, Denver, menegaskan bahwa berjalan kaki selama lima menit setiap hari dapat membawa dampak besar. Ia merekomendasikan kombinasi jalan cepat selama 30 menit setiap hari sebagai rutinitas optimal untuk menjaga kebugaran tubuh.

Lebih dari sekadar kesehatan fisik, berjalan kaki juga memberikan manfaat mental. Gerakan ritmis dan paparan lingkungan alami dapat membantu mengurangi kecemasan, depresi, dan perasaan sedih, menciptakan efek menenangkan pada pikiran. Selain itu, berjalan kaki teratur mendukung fungsi otak, meningkatkan daya ingat, dan melindungi dari risiko penurunan kognitif seiring bertambahnya usia.

BACA JUGA:Bahaya Tersembunyi Makanan Olahan Ultra Terhadap Perkembangan Gigi Anak

BACA JUGA:Diet Sehat: 7 Sayuran Super untuk Kecilkan Perut Secara Instan

Manfaat lain dari berjalan kaki termasuk membantu menjaga berat badan yang sehat, meningkatkan keseimbangan dan koordinasi tubuh, serta memperkuat otot. Bahkan, aktivitas sederhana ini dapat meningkatkan aliran darah, merangsang pencernaan setelah makan, dan mendukung produktivitas serta kreativitas.

Namun, tantangan untuk mempromosikan kebiasaan berjalan kaki di Indonesia cukup besar. Sebuah studi Universitas Stanford pada 2017, yang melibatkan 717 ribu peserta dari 111 negara, menunjukkan bahwa Indonesia termasuk negara paling jarang berjalan kaki. Rata-rata orang Indonesia hanya melangkah 3.513 langkah per hari, jauh di bawah rata-rata global sebesar 5.000 langkah.

Faktor penyebabnya meliputi infrastruktur yang kurang mendukung, seperti trotoar yang terbatas dan tidak layak, ditambah dengan akses transportasi umum yang tidak memadai. Selain itu, kemudahan memperoleh kendaraan bermotor melalui sistem cicilan murah juga menjadi alasan utama.

Dengan langkah kecil seperti berjalan kaki setiap hari, perubahan besar dapat dicapai, baik untuk kesehatan individu maupun untuk mendorong kebiasaan hidup sehat secara kolektif di masyarakat. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan