Ekspor Pangan Indonesia Tunjukkan Tren Positif Selama Lima Tahun
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso saat memaparkan terkait perkembangan harga dalam rapat koordinasi pangan di Lampung. Bandarlampung, Sabtu (28/12/2024)-Ruth Intan Sozometa Kanafi-ANTARA
BELITONGEKSPRES.COM - Indonesia menunjukkan perkembangan positif dalam tren ekspor komoditas pangan dan olahannya selama lima tahun terakhir. Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menegaskan bahwa hal ini menjadi bukti bahwa produk pangan dalam negeri tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan domestik tetapi juga memiliki daya saing di pasar internasional.
“Tidak semua produk pangan kita berasal dari impor. Banyak yang diproduksi di dalam negeri, bahkan diekspor ke luar negeri,” kata Budi saat menghadiri rapat koordinasi pangan di Bandarlampung, Sabtu.
Beberapa komoditas utama pertanian Indonesia mencatatkan nilai ekspor signifikan pada periode Januari-Oktober 2024. Crude Palm Oil (CPO) mencatat nilai ekspor sebesar USD 22,92 miliar, kopi Arabika dan Robusta mencapai USD 1,28 miliar, sarang walet USD 457,84 juta, lada USD 232,79 juta, dan cengkeh USD 222,97 juta.
Selain itu, sejumlah komoditas lain menunjukkan potensi peningkatan ekspor karena tren nilai dan volume yang positif. Jambu biji mencatatkan nilai ekspor sebesar USD 132,3 juta dengan volume 52,68 ribu ton, sementara tembakau dengan volume ekspor 7,80 ribu ton memiliki nilai USD 88,61 juta. Komoditas kelapa bulat memiliki nilai ekspor USD 85,36 juta dengan volume 355 ribu ton, dan pisang mencatatkan nilai USD 8,68 juta dengan volume 21,74 ribu ton.
BACA JUGA:Wamen ESDM Pastikan Kesiapan Implementasi Biodiesel B40 Mulai 2025
BACA JUGA:Menteri ESDM: Intervensi Teknologi Bisa Maksimalkan Lifting Migas Nasional
Produk lainnya, seperti kelengkeng dengan nilai ekspor USD 6,13 juta dan volume 7,68 ribu ton, raspberry dan blackberry senilai USD 0,54 juta, jeruk sebesar USD 0,37 juta, serta pepaya senilai USD 0,19 juta, turut berkontribusi pada tren ekspor positif.
Budi menyatakan bahwa dengan tren ekspor yang baik selama periode 2019-2023, Indonesia memiliki peluang besar untuk mewujudkan swasembada pangan. "Hal ini menunjukkan kesiapan kita untuk menjalankan swasembada pangan jika produk pangan dikelola secara profesional," ujarnya.
Ia optimistis bahwa melalui upaya kolaboratif antara pemerintah dan pelaku industri, Indonesia mampu melaksanakan swasembada pangan dengan baik dan maksimal, sekaligus meningkatkan daya saing di pasar global. (ant)