Potensi dan Masa Depan Bank Emas di Indonesia, Solusi Keuangan Berbasis Aset Nyata

Pegawai menunjukkan replika emas batangan BSI saat peluncuran BSI Gold di Jakarta, Kamis 28 Desember 2024--(ANTARA FOTO/Fauzan/aww)

JAKARTA, BELITONGEKSPRES.COM - Dalam beberapa tahun terakhir, konsep bank emas semakin mendapat perhatian sebagai alternatif sistem keuangan yang lebih berkelanjutan dan berbasis aset nyata di berbagai negara.

Bank emas adalah lembaga yang menyediakan layanan perbankan menggunakan instrumen logam mulia. Kehadiran bank emas memungkinkan integrasi ekosistem emas dari hulu ke hilir, mencakup simpanan, titipan, pembiayaan, investasi, perdagangan, hingga kegiatan lainnya yang berbasis emas.

Model ini sudah berhasil diterapkan di beberapa negara seperti Turki dan Malaysia, di mana emas dianggap sebagai instrumen investasi dan pelindung nilai yang sangat dipercaya oleh masyarakat.

Namun, ketika membahas potensi bank emas di Indonesia, berbagai peluang dan tantangan harus dipertimbangkan dengan seksama.

Di Turki, bank emas telah berkembang pesat sebagai bagian dari upaya diversifikasi sistem keuangan. Bank-bank di negara tersebut memungkinkan masyarakat untuk menyimpan emas dalam bentuk fisik yang kemudian dikonversi menjadi rekening emas digital.

BACA JUGA:Ekonom Usulkan Pengembangan Ekonomi Syariah Masuk Proyek Strategis Nasional dalam RKP dan RAPBN 2026

Bank seperti Kuveyt Türk dan Türkiye İş Bankası menyediakan layanan seperti akun emas, transfer emas elektronik, serta deposito emas yang didukung oleh emas fisik yang disimpan dengan aman.

Selain itu, Takasbank Gold Transfer System memungkinkan transfer emas antar bank secara elektronik, memudahkan nasabah melakukan transaksi tanpa perlu membawa emas fisik. Model ini sukses berkat tingginya kepercayaan masyarakat Turki terhadap emas sebagai aset yang stabil dan pelindung nilai.

Sementara itu, di Malaysia, konsep bank emas juga mendapat respon positif, terbukti dari tingginya permintaan emas di negara tersebut. Malaysia menempati peringkat kedelapan dunia dengan permintaan emas tertinggi pada tahun 2020, yang meningkat 25 persen menjadi 18,5 ton dibandingkan 14,9 ton pada 2021.

Menurut laporan Forex Suggest, Malaysia berada di belakang Turki, Rusia, Singapura, Uni Emirat Arab (UEA), Vietnam, Iran, dan Mesir dalam hal permintaan emas.

BACA JUGA:Konsumsi Tidak Berkurang, Konsumen Bergeser ke Rokok Ilegal, Bukti Kenaikan Cukai Belum Efektif

Bank-bank besar di Malaysia, seperti Maybank, CIMB, dan Public Bank, menawarkan layanan akun investasi emas, yang memudahkan nasabah membeli dan menjual emas secara digital.

Di negara tersebut, konsep bank emas diterapkan dengan dukungan pemerintah melalui regulasi yang jelas dan sosialisasi yang luas. Selain itu, bank emas di Malaysia juga terintegrasi dengan platform syariah, yang menarik segmen pasar yang lebih luas, terutama umat Muslim.

Potensi bank emas di Indonesia sebenarnya sangat besar. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, emas memiliki daya tarik budaya dan religius yang mendalam.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan