Bau dan Frekuensi Kentut Bisa Ungkap Kesehatan Pencernaan, Benarkah?
Ilustrasi seorang pria yang sedang menutup hidung untuk menghindari bau tidak sedap akibat kentut--freepik
BELITONGEKSPRES.COM - Kentut, atau flatus dalam istilah medis, adalah keluarnya gas dari saluran pencernaan melalui anus. Proses ini normal dan sehat karena membantu tubuh mengeluarkan kelebihan gas.
Rata-rata, seseorang kentut 10–20 kali per hari. Bau dan frekuensi kentut bisa dipengaruhi oleh jenis makanan, cara makan, serta kondisi kesehatan pencernaan.
Gas yang keluar terbentuk secara alami dari fermentasi sisa makanan oleh bakteri usus besar. Makanan tinggi serat atau karbohidrat kompleks yang tidak sepenuhnya diserap tubuh menjadi sumber gas seperti nitrogen, karbon dioksida, metana, dan hidrogen.
Selain jenis makanan, cara makan cepat atau berbicara saat makan juga dapat meningkatkan jumlah gas akibat masuknya udara ke dalam perut.
BACA JUGA:Ilmuwan Ungkap Penyebab Orang Pikun dan Temukan Cara Baru Tingkatkan Daya Ingat
BACA JUGA:Senam Mata Sederhana Agar Mata Tidak Cepat Lelah Saat di Depan Layar
Jenis Kentut dan Penyebabnya
1. Kentut Tidak Berbau
Kentut tanpa bau biasanya terjadi akibat udara yang tertelan, misalnya karena mengonsumsi minuman bersoda atau mengunyah permen karet. Gas yang tidak dikeluarkan melalui sendawa juga bisa memicu kondisi ini.
Untuk mengurangi kentut tidak berbau, disarankan makan perlahan, membatasi minuman bersoda, dan menghindari mengunyah permen karet secara berlebihan.
2. Kentut Tidak Berbunyi tapi Berbau (SBD – Silent But Deadly)
Jenis kentut ini muncul akibat konsumsi makanan tinggi sulfur seperti telur, kol, bawang, dan kacang-kacangan. Meskipun menimbulkan aroma menyengat, makanan ini tetap kaya nutrisi penting bagi tubuh, sehingga tidak perlu dihindari.
BACA JUGA:Kolesterol Tinggi Bisa Picu Jantung Koroner, Kenali Makanan yang Perlu Dihindari
BACA JUGA:Jangan Asal Makan, Penderita Darah Tinggi Wajib Hindari 10 Makanan Ini
3. Kentut Sangat Bau
- Tag
- Share
-
-
