BELITONGEKSPRES.COM - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menunjukkan komitmen kuatnya untuk memajukan sektor UMKM di Indonesia melalui peningkatan kolaborasi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan swasta besar. Menurutnya, kerjasama ini menjadi sangat penting mengingat keterbatasan anggaran yang dimiliki kementerian.
Dalam sebuah acara serah terima jabatan di Jakarta pada hari Senin, Maman menekankan bahwa ketergantungan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) saja tidak cukup untuk mendorong pembangunan nasional yang berkelanjutan.
“Setelah tujuh tahun berpengalaman di Komisi VII DPR RI, di mana saya berurusan dengan perusahaan-perusahaan besar di sektor tambang, minyak, dan energi terbarukan, kini saatnya untuk menuntut kontribusi mereka dalam mendukung UMKM di tanah air,” ujarnya.
Maman menggarisbawahi perlunya merancang sistem kerja sama yang jelas antara perusahaan besar dan UMKM, mulai dari pengaturan kolaborasi hingga pengukuran keberhasilan dan manfaat yang dapat diperoleh oleh UMKM.
BACA JUGA:Nadiem Resmi Akhiri Masa Jabatan, Serahkan Kepemimpinan kepada Tiga Menteri Baru
BACA JUGA:Wapres Gibran lakukan Kunjungan ke Proyek MRT, Fokus Tekankan Ketepatan Waktu
Ia juga menekankan pentingnya aspek hukum dalam kolaborasi tersebut, untuk memastikan bahwa potensi keuntungan dan risiko yang mungkin muncul dapat diidentifikasi dengan baik.
Selain itu, Maman mengungkapkan perlunya sinergi dengan investor asing, terutama venture capital, untuk memberikan dukungan kepada pertumbuhan UMKM, yang saat ini berjumlah 65 juta unit dan menyerap sekitar 97 persen tenaga kerja di Indonesia.
Dilantik sebagai Menteri UMKM dalam Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Maman Abdurrahman sebelumnya merupakan anggota Komisi VII DPR RI periode 2019-2024, yang membidangi energi, riset dan teknologi, serta lingkungan hidup. (ant)