Bagaimana cara kerja baterainya?
BACA JUGA:Xiaomi Redmi Note 13 4G Meluncur, Ini Dia Spesifikasinya
BACA JUGA:Sharp Rilis Smartphone Aquos Sense 8, Anti Jatuh dan Air Hingga 1.5 Meter
Teknologi yang digunakan dalam baterai ini memanfaatkan energi dari peluruhan isotop, sebuah konsep yang pertama kali dieksplorasi pada abad ke-20. Proses ini melibatkan mengubah energi dari peluruhan isotop menjadi listrik.
Tiongkok telah berusaha untuk menciptakan baterai nuklir miniatur berdasarkan Rencana Lima Tahun ke-14, yang berlaku pada tahun 2021-2025.
Baterai ini dirancang dengan lapisan-lapisan untuk mencegah terjadinya kebakaran atau ledakan akibat tekanan yang tiba-tiba.
Betavolt juga mengklaim bahwa baterainya memiliki kemampuan untuk beroperasi pada rentang suhu ekstrem, mulai dari -60 derajat Celsius hingga 120 derajat Celsius.
“Baterai energi atom ramah lingkungan. Setelah masa peluruhan, 63 isotop berubah menjadi isotop tembaga yang stabil, non-radioaktif dan tidak menimbulkan ancaman atau pencemaran terhadap lingkungan," terang perusahaan.
Produksi massal baterai ini diperkirakan akan dimulai setelah perusahaan menyelesaikan pengujian yang diperlukan dan mendapatkan semua izin yang diperlukan.